REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Asosiasi Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Ratu Tisha Destria telah ditunjuk sebagai wakil presiden Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF) untuk periode 2019-2023 dalam kongres luar biasa AFF di Laos pada Sabtu (22/6). Tisha pun menjadi wanita Asia Tenggara pertama yang memegang jabatan tersebut.
Mengenai hal itu, anggota komite eksekutif (Exco) PSSI, Gusti Randa menilai Tisha merupakan orang yang memiliki kapabilitas untuk mengisi posisi tersebut. Menurutnya, sebagai salah satu dari segelintir orang yang mempunyai loyalitas, integritas dan intelektualitas yang mumpuni untuk membangun sepak bola Asean, Tisha cocok menggantikan posisi Joko Driyono tersebut sebagai perwakilan Indonesia.
Diketahui bahwa eks Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono yang kini terjerat kasus dugaan pemusnahan barang bukti terkait kasus pengaturan skor, pernah memegang jabatan tersebut. Joko ditunjuk sebagai wakil presiden AFF pada 23 September 2017 lalu melalui rapat AFF 12th Council Meeting di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort.
Penunjukan Joko itu menyusul penarikan Dr Tran Quoc Tuan, wakil presiden dari Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF), yang sejak saat itu mengambil posisi sebagai anggota Exco di AFC. Gusti mengungkapkan, penunjukkan Tisha tidak terlepas dari rekomendasi Joko Driyono sebagai pemegang jabatan sebelumnya.
"Itu memang slot untuk Indonesia dimana (sebelumnya) pak Joko yang mengisi, tapi karena pak Joko nggak bisa, sehingga Tisha sebagai Sekjen (PSSI) yang memang aktif selama ini yang selanjutnya mengisi," kata Gusti kepada Republika.co.id, Selasa (25/6).
Selain itu, kata dia, Tisha yang menjabat Sekjen PSSI menjadi satu-satunya orang di tubuh PSSI yang cocok menggantikan Joko lantaran posisinya di PSSI saat ini bukan berdasarkan hasil pemilihan sebagaimana anggota Exco. "Sekjen itu kan diangkat, jadi lebih fix. Kalau kita kirimkan orang-orang berdasarkan pemilihan, maka setelah KLB bisa saja dia lepas dari jabatannya," kata dia.
Terlepas dari hal itu, Gusti mengaku bangga dengan adanya perwakilan Indonesia yang mengisi posisi tersebut. Menurutnya, meskipun AFF bukan institusi resmi di bawah FIFA, AFF memiliki tujuan membangun sepak bola ASEAN. Gusti menilai jabatan Tisha sangat strategis untuk mengatakan kepada dunia bahwa AFF mampu membangun sepak bola ASEAN.
"Tisha merupakan satu dari sekian dikit orang yang sangat concern terhadap sepak bola baik di Indonesia maupun internasional," lanjut dia.
Selain itu, dengan adanya Tisha sebagai wakil presiden AFF, maka akan mempermudah sinergi antara PSSI dengan AFF. Sebab, kata dia, dalam sepak bola terdapat komunikasi internasional yang harus dibangun. Menurut Gusti, untuk membangun sepak bola domestik, maka harus juga memperhatikan hubungan internasional dengan negara-negara ASEAN.
"Dengan adanya seperti ini, ini membuat sepak bola Indonesia melangkah lebih jauh dengan sebuah organisasi yang baik dan teratur," kata dia.
Mengenai status Tisha sebagai saksi pada kasus match fixing di Pengadilan Negeri Banjarnegara, Gusti menilai hal itu merupakan dua hal yang terpisah. Terlebih, Tisha hanya berstatus sebagai saksi bukan tersangka. "Itu hanya pandangan yang subjektif. Tidak ada alasan untuk mempertanyakan posisi Tisha," kata dia.
Sementara itu, anggota Exco PSSI, Refrizal mengaku belum tahu pasti apakah Tisha menggantikan posisi Joko atau menambah perwakilan Indonesia di struktur organisasi AFF. Refrizal mengatakan ingin mengetahui terlebih dahulu siapa yang memberikan rekomendasi kepada AFF. Kendati demikian, Refrizal mengapresiasi keterpilihan Tisha untuk mengisi jabatan tersebut.
"Kalau nambah kan bagus jadi tambah banyak perwakilan Indonesia," kata Refrizal kepada Republika.co.id, Selasa (25/6).
Anggota Exco lainnya, Yunus Nusi mempersilahkan Ratu Tisha untuk memegang jabatan barunya tersebut. Namun, dia berharap Tisha bisa tetap melaksanakan tanggungjawabnya sebagai Sekjen PSSI. Pasalnya, PSSI saat ini memiliki banyak agenda yang perlu segera diselesaikan. Selain Liga 1 yang sedang bergulir, PSSI juga dituntut untuk segara menggelar KLB.
"Karena Sekjen PSSI sebagai seorang profesional yang digaji oleh federasi harus menjalankan tugas-tugas ke PSSI-an. Kita berharap Ratu Tisha tetap konsen di akhir masa kepengurusan sebagai Sekjen PSSI," kata Yunus saat dihubungi.