Rabu 26 Jun 2019 09:31 WIB

Persatuan Perawat Berduka atas Meninggalnya Mantri Patra

Mantri Patra berpulang di tempat tugasnya di Distrik Naikere, Teluk Wondama, Papua.

Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP-PPNI), Harif Fadhillah
Foto: Republika/Muhyiddin
Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP-PPNI), Harif Fadhillah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyampaikan ucapan duka cita sedalam-dalamnya atas meninggalnya mantri Patra Marinna Jauhari. Mantri berusia 31 tahun itu berpulang di desa terpencil, di Kampung Oya, Distrik Naikere, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat.

"PPNI menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi kepada Patra Marina atas pengabdiannya dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat pedalaman di Papua Barat," kata Ketua Umum DPP PPNI, Harif Fadhillah, melalui pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Almarhum Patra Marinna adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas di Pemerintahan Kabupaten Teluk Wondama sejak 2009. Patra pada 2019 mendapat tugas mengikuti program dari pemerintah daerah setempat, yakni pelayanan kesehatan di desa terpencil.

Menurut Harif, dari informasi yang dihimpun oleh PPNI, Patra meninggal dunia karena sakit di tempat bertugas. Di sana, Patra tinggal seorang diri sebagai tenaga kesehatan dengan keterbatasan logistik dan obat-obatan serta tidak ada transportasi dan alat komunikasi.

"Kampung Oya hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama empat hari atau jika menggunakan helikopter biaya sewanya cukup mahal, sekitar Rp 5 juta per jam," katanya.

Informasi meninggalnya Patra, menurut Harif, diterima Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama pada Jumat (21/6/2019) siang, tapi almarhum dinyatakan sudah meninggal sejak Selasa (18/6/2019). Harif mengatakan, penyebab kematian Patra ialah karena sakit.

"Karena sulitnya transportasi dan komunikasi dari tempat tugas, jenazah baru bisa dibawa ke kabupaten induk pada 22 Juni 2019," kata Harif.

Menurut Harif, Patra seharusnya sudah selesai bertugas dan akan dijemput menggunakan helikopter. Harif mengatakan, Patra ditugaskan ke desa terpencil oleh Dinas Kesejahteraan Rakyat (Dinkesra) Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama melalui program pelayanan desa terpencil.

"Namun, sampai berhari-hari hingga kondisinya sakit, belum dijemput oleh pemerintah daerah setempat," kata Harif.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement