REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyebut Indonesia memiliki beban berat di masa depan. JK mengatakan beban tersebut lantaran hampir 2,3 Juta remaja Indonesia adalah pecandu narkoba.
"Data disampaikan bahwa hampir 2,3 juta pecandu narkoba adalah para remaja, itu berarti kita mempunyai beban yang berat untuk mengatasi masa depan daripada generasi muda kita ini," ujar JK saat memberi sambutan di acara Hari Anti-Narkoba International (HANI) 2019 di Gedung Tribrata, Jakarta Selatan, Rabu (26/6).
Padahal, menurut JK, kemajuan Indonesia bertumpu pada para generasi mudanya. JK mengatakan, jika generasi mudanya kuat, terpelajar dan inovatif maka Indonesia dalam beberapa puluh tahun ke depan akan menjadi negara yang tangguh.
"Banyak prediksi-prediksi bahwa kita akan menjadi negara yang tangguh pada beberapa puluh tahun yang akan datang, tapi tentu dengan syarat bahwa kita mempunyai gen muda yang kuat dan terpelajar dan inovatif, tentu bebas daripada narkoba," kata JK.
Karena itu, ia mengajak peran seluruh masyarakat dalam mengatasi persoalan narkoba yang masuk kategori ekstraordinary crime atau kejahatan luar biasa. Menurutnya, pencegahan narkoba tidak hanya menjadi tanggung jawab Badan Narkotika Nasional (BNN) dan pemerintah, melainkan dari masyarakat, keluarga dan lingkungan sekitar.
"Mereka dapat memperdagangkan barang yang haram ini. Karena itu, semua pihak harus terlibat seperti saya katakan tadi, keluarga, masyarakat, sekolah, tokoh agama dan masyarakat keseluruhannya dan juga lembaga-lembaga hukum kita," kata JK.
JK mengibaratkan penggunaan narkoba di Indonesia sudah seperti para pencandu rokok yang sudah menyebar dari kalangan remaja hingga dewasa. "Apabila remaja pecandu narkoba, maka dia akan mempunyai pasar jangka panjang. kenapa mereka memulai ini? pasar jangka panjang," kata JK.