Rabu 26 Jun 2019 16:45 WIB

TNI Ingin Tingkatkan Personel Perempuan Penjaga Perdamaian

Personel perempuan dapat berperan sebagai agen untuk pendekatan pada warga lokal.

Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Pasukan Garuda yang bertugas sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian PBB menggelar acara Festival Layang-Layang di Garuda Camp, Darfur, Sudan.
Foto: dok.Puspen TNI
[Ilustrasi] Pasukan Garuda yang bertugas sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian PBB menggelar acara Festival Layang-Layang di Garuda Camp, Darfur, Sudan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan meningkatkan partisipasi personel perempuan penjaga perdamaian (female peacekeepers) dalam berbagai misi pemeliharaan perdamaian PBB. Kepala Staf Umum TNI Letnan Jenderal Joni Supriyanto mengatakan TNI akan meningkatkan dari empat ke tujuh persen.

"Kita sangat berharap pada posisi strategis di PBB. Sekarang ini kami sedang berupaya mengisi bagaimana kekuatan personel perempuan untuk penjaga perdamaian meningkat dari empat persen ke tujuh persen," ujar LetJen TNI Joni Supriyanto di Jakarta, Rabu (26/6).

Baca Juga

Pernyataan tersebut disampaikan Joni dalam jumpa pers pada kegiatan Konferensi Internasional bertema "Mempersiapkan Angkatan Bersenjata Modern untuk Operasi Pemeliharaan Perdamaian di Abad ke-21". Kegiatan yang diadakan atas kerja sama antara Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kementerian Luar Negeri RI, dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dihadiri oleh perwakilan dari 28 negara dan dua organisasi internasional.

Dalam konferensi internasional itu, para peserta saling bertukar pandangan dan berbagi pengalaman tentang beberapa persoalan krusial terkait misi pemeliharaan perdamaian PBB. Misi tersebut antara lain perlindungan warga sipil dalam perang dan konflik bersenjata dan peningkatan peran perempuan dalam misi perdamaian.