REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Iko Uwais terlanjur melekat dengan peran di film laga. Aktor 36 tahun kelahiran Jakarta itu mengakui itulah ciri khas yang menjadi keunikannya.
"Peran saya belum sah kalau belum digebukin, belum dibanting, belum dibayar," kata Iko berseloroh.
Namun, bukan berarti Iko tutup mata terhadap genre film lain. Buktinya, dia memerankan tokoh Tedjo di film Stuber yang mengusung genre kombinasi laga komedi.
Dia juga tidak menutup kemungkinan berperan dalam genre drama dengan plot lebih kompleks. Iko akan mempertimbangkan dari segi cerita dan tantangan karakter yang dia dapatkan.
Menghidupkan berbagai macam karakter dianggap Iko sebuah tuntutan berprofesi sebagai aktor. Dalam peran apapun yang dia mainkan, ia berusaha bertindak profesional dan penuh totalitas.
"Harus ikut kemauan sutradara. Saya wayangnya, sutradara dalangnya. Otomatis harus menerima semua tantangannya, kecuali kalau ada yang sensitif itu bisa dibicarakan," ujarnya.
Dia juga membagikan pengalamannya selama terlibat dalam sejumlah produksi film internasional. Hal yang paling dia hargai adalah pengaturan waktu yang disiplin dan ketat.
Hal serupa juga ia alami di film Stuber mengambil lokasi syuting di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Aspek visualnya dirancang mirip Kota Los Angeles yang menjadi latar cerita. "Kalau kerja sangat disiplin, baik itu aktor maupun kru. Sebagai aktor saya harus kerja semaksimal mungkin, bahkan lebih dari 1.000 persen," ucapnya.