REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Dua puluh stand berisikan makanan, kain, tradisional, dan kerajinan tangan dari Indonesia berderet rapi di Hotel Movenpick, Indonesia Food dan Cultural Festival. Dalam festival yang digelar pada 22 Juni 2019 itu, KJRI berhasil membawa suasana Indonesia di Negeri Festival makanan dan budaya Indonesia ke Negeri Dua Benua.
Selain warga Turki, pengunjung festival budaya dan makanan itu berasal dari berbagai negara. Pengunjung mencicipi berbagai makanan Indonesia, seperti kopi, bakso, sate padang, bihun goreng, opor, hingga kue lapis legit.
Esra salah satunya. Warga Turki itu baru pertama kali melahap makanan Indonesia. Ia mengaku mengagumi rasa makanan tersebut.
“Ini pertama kali saya mencicipi makanan Indonesia dan rasanya ternyata enak sekali," ujarnya.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, tak hanya makanan, tarian dan nyayian juga memukau para penggunjung. Mulai dari Tari Ngibing yang dipentaskan siswa/siswi Pusat Seni dan Budaya Indonesai (PUSBIN) KJRI Istanbul yang rata-rata merupakan warga negara Turki. Meski warga Turki, mereka ternyata elok menarikan tarian asal Betawi tersebut.
Tari Ngibing yang dipentaskan siswa/siswi Pusat Seni dan Budaya Indonesai (PUSBIN) KJRI Istanbul yang rata-rata merupakan warga negara Turki. (Dokumentasi KRJI)
KJRI juga mengundang InaDance, dua penari Indonesia yang telah lama tinggal di Belanda dan telah berkeliling dunia mementaskan tari tradisional Indonesia. Nikita Engelbert Van Bevervoorden dan Amina Tanoewidjaja ujuk kebolehan menarikan beberapa tarian seperti Tari Merak dan Tari Bajidor Kahot.
Jegeg Bali, dan GISBI --grup tari anak Indonesia di Istanbul yang berdiri sejak 2013, juga ambil bagian dalam acara tersebut. GISBI membawakan sejumlah tarian, antara lain Tari Rantak dan Tari Maumere.
Konsul Jenderal Republik Indonesia di Istanbul, HE Herry Sudradjat pada pidatonya di tengah acara menekankan pentingnya kerja sama kedua negara. “Bahwasanya hubungan bilateral ekonomi dan kerja sama perdagangan menunjukkan perkembangan yang menjanjikan. Selain itu kita perlu menekankan pentingnya konektivitas people to people melalui budaya, pendidikan dan akademik antara kedua negara," kata dia.
Saat ini ada 2.500 WNI yang tinggal di Turki. Sementara 400 warga negara Turki tinggal di Indonesia. "Sebanyak 620 WNI warga negara Indonesia telah belajar di Turki melalui beasiswa turkiye scholarship di universitas-universitas di Turki,” ujarnya.
Acara ditutup dengan penampilan band dari pelajar Indonesia bernama The Manjo yang sebelumnya juga menyanyikan lagu Indonesia seperti Bengawan Solo, Sio Mama, selow, Sajojo dan lagu bikinannya sendiri berjudul blue mosque and Aya Sofia.
Stand makanan diserbu pengunjung Indonesia Food dan Cultural Festival. (KJRI Istanbul).
Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya (PENSOSBUD) KJRI Istanbul, Iwan Wijaya Mulyatno berharap acara ini rutin digelar dan menjadi acara tahunan. Sehingga budaya Indonesia mampu dikenal baik di Turki.
“Kita berharap acara ini jadi acara tahunan, ini adalah tahun kedua kami mengadakan, semoga dengan adanya acara ini Indonesia dapat dikenal baik," ujar Iwan.
Turkish Airlines dan Singapore Airlines yang juga mendukung acara ini memberikan masing-masing dua tiket pergi-pulang gratis sebagai doorprize. Acara budaya ini terwujud berkat adanya kerja sama yang baik antara KJRI Istanbul, Turkish Airlines, dan Singapore Airlines dan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Istanbul (PPI Istanbul).