Rabu 26 Jun 2019 18:56 WIB

MRT Kembangkan Kawasan Berorientasi Transit

Beberapa stasiun MRT berpotensi lebih menarik dengan konsep berorientasi transit.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah masyarakat menaiki kereta MRT (mass rapid transit)  di Stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (13/5).
Foto: Fakhri Hermansyah
Sejumlah masyarakat menaiki kereta MRT (mass rapid transit) di Stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mengembangkan kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) di sejumlah stasiun. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, konsep TOD akan menentukan jenis bisnis yang akan dilalukan.

"Misalnya ada penjual apa, apakah masih relevan atau apakah akan dikembangkan. Itu proses konsultasi yang sedang dibahas bersama masyarakat di Haji Nawi," ujar William dalam konferensi pers di kawasan Haji Nawi, Jakarta Selatan, Rabu (26/6).

Baca Juga

Ia menjelaskan, TOD Haji Nawi berkonsep pusat kegiatan lokal yang inklusif dan aktif. Untuk itu aktivitas masyarakat di sekitar kawasan itu tetap bisa dipertahankan termasuk integrasi dengan moda Transjakarta.

Untuk TOD Dukuh Atas, lanjut William, pengemudi ojek online (ojol) akan diarahkan ke eks Pasar Blora dan titik dekat sisi stasiun kereta bandara Sudirman. Menurut dia, pekan depan shelter ojol tersebut bisa dikelola dan diselesaikan pekan depan.

Sementara, Stasiun Lebak Bulus direncanakan menjadi Transit Plaza Lebak Bulus yang juga menghubungkan stasiun dengan Poins Square dan Intiland. Nantinya akan dibuat proyek jembatan pedestrian di atas udara atau skywalk.

"Pembicaraan dengan Poins Square juga terus dibicarakan. Apabila ini jadi, ini akan menjadi area kedua setelah Blok M Plaza yang ada koneksi dengan MRT," kata William.

Sementara, TOD Blok M akan dikembangkan dengan konsep Garden City di selatan Jakarta dengan menonjolkan tanaman-tanaman seperti kebun. Menurut William, kemungkinan pengerjaannya akan dilakukan di bulan Juli atau Agustus.

Kemudian TOD Fatmawati, menurut William, pengembangan TOD di stasiun ini sudah ditawarkan ke pihak pengembang. Salah satunya pembangunan park and ride, selain itu TOD Fatmawati akan berkonsep subkota yang dinamis dan progresif.

Namun, William mengatakan, pelaksanaan TOD masih dalam proses perubahan peraturan gubernur (pergub) yang diharapkan terbit dalam waktu dekat. Menurut dia, PT MRT Jakarta seharusnya tidak terpaku pada pergub dan dapat fleksibel.

"Kita tunggu revisi pergub sambil menunggu dari pemprov. Pemprov melakukan review Pergub TOD di mana naskahnya memberikan penguatan kepada operator (PT MRT Jakarta) sebagai perpanjangan provinsi," kata William.

William mengatakan, semua TOD itu dicanangkan terintegrasi dengan moda transportasi umum lainnya, khususnya dengan Transjakarta, sesama operator angkutan umum sebagai BUMD DKI.

Termasuk proyek pembangunan MRT fase II rute Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Kota yang terintegrasi dengan setiap halte Transjakarta. Bahkan, konsep TOD-nya akan terintegrasi juga dengan Stasiun Jakarta Kota.

"Keluarnya persis di depan stasiun KCI (Stasiun KRL Jakarta Kota). Ini masih desain dan tentu kita berharap yang sedang didesain, yaitu dengan ruang terbuka di mana masyarakat dapat berinteraksi itu bisa terealisasi," ujar William.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement