Rabu 26 Jun 2019 19:29 WIB

Purwakarta Gelontorkan Dana untuk Pengadaan Ambulans Desa

Dana bagi hasil sebesar Rp 43 miliar sebagian diperuntukkan bagi pengadaan ambulans.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika didampingi Wabup Aming saat merilis 183 ambulans desa, di Kampung Paranggombong, Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari, Rabu (26/6).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika didampingi Wabup Aming saat merilis 183 ambulans desa, di Kampung Paranggombong, Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari, Rabu (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta, gelontorkan dana bagi hasil untuk desa sebesar Rp 43 miliar. Anggaran tersebut, salah satunya diperuntukan bagi pengadaan ambulans desa. Saat ini, seluruh desa yang jumlahnya mencapai 183 sudah memiliki ambulans. 

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan, selama ini pemerintahan desa sudah ada yang memiliki ambulans. Namun, belum semuanya. Karena itu, di 2019 ini seluruh desa sudah memiliki ambulans. Dengan rincian, 178 merupakan ambulans baru.

Baca Juga

Sisanya, lima desa lagi belum bisa membeli ambulans sendiri. Namun, pengadaannya sudah dilakukan oleh pemkab.

"Jadi, alokasi dari DBH ini, mayoritas terserap untuk pengadaan ambulans. Adapun desa yang mendapat bagi hasilnya kecil serta tidak mampu membeli ambulans, maka desa tersebut mendapat bantuan ambulans dari pemkab," ujar Anne, saat launching ambulans desa di Kampung Paranggombong, Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari, Rabu (26/6).

Menurut Anne, seluruh desa di wilayah yang terkenal dengan Satai Marangginya ini, sudah memiliki kendaraan yang diperuntukkan bagi masyarakat tersebut. Dengan begitu, kapan pun masyarakat bisa menggunakan kendaraan itu, jika keperluannya untuk hal yang bersifat emergency.

Seperti, ada warga yang sakit dan perlu segera dirujuk ke RSUD atau RS swasta. Serta untuk ibu melahirkan dengan tingkat resiko yang cukup tinggi. Maka, warga bisa memanfaatkan ambulans tersebut. Dengan adanya kendaraan ini, diharapkan bisa membantu masyarakat yang butuh pertolongan tim medis dalam waktu cepat.

Apalagi, lanjutnya, ambulans desa ini standarnya selayaknya kendaraan emergency kesehatan lainnya, yakni ada blankar, tabung oksigen, dan lainnya. Selain itu, ambulans ini terintegrasi dengan puskesmas dan bidan.

"Jadi, ketika ada hal yang emergency, warga bisa menggunakan ambulans itu untuk segera dibawa ke RS," ujar Anne.

Anne menyebutkan, selama ini jika ada yang sakit atau ibu hendak melahirkan, masyarakat selalu kesulitan untuk mendapatkan kendaraan. Kalaupun ada, biayanya relatif mahal, apalagi warga yang tinggal di pelosok.

Namun, dengan adanya ambulans ini, maka penanganan terhadap warga yang sakit ataupun akan melahirkan bisa lebih cepat. Dia berharap, ke depan tidak ada lagi kasus warga yang tak bisa berobat ke RS, akibat tak ada kendaraan untuk mengantarnya.

"Sebab, seluruh desa kini sudah punya ambulans," ujarnya.

Sementara itu, Kades Mekarjaya, Kecamatan Kiarapedes, Bah Koko mengatakan, selama ini jika ada warga sakit atau hendak melahirkan di desanya dan perlu dibawa ke RS, ia selalu kesulitan mendapatkan kendaraan. Warga yang punya mobil di desa ini masih minim. Kedua, jika pun ada biaya sewanya relatif mahal.

"Tapi, saat ini ada ambulans desa. Bagi gakin, kita gratiskan. Bagi keluarga berada, biayanya seikhlasnya, seperti untuk mengganti BBM dan jasa sopir. Tapi, kita tidak akan mematok besaran, hal itu tergantung keikhlasan," ujar Koko.

Untuk kelancaran operasional ambulans ini, pihaknya sudah menyiapkan empat sopir. Salah satu sopirnya, yaitu dirinya. Adapun kendaraan ini, aka siaga 24 jam di kantor desa. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement