REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Yusuf Mansur
Menjadi impian hampir semua Muslim Muslimah untuk bisa ke Tanah Suci. Melihat langsung Ka'bah yang selama ini menjadi kiblat shalat. Menginjakkan kakinya di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dua masjid yang paling dirindukan.
Menjadi impian hampir semua Muslimin untuk bisa umrah dan berhaji. Menyempurnakan rukun Islam yang kelima. Dikatakan hampir, sebab masih ada yang dikasih segala kesempatan dan peluang, tapi ada ketakutan dan mungkin keengganan. Tapi, jumlahnya insya Allah sangat kecil. Dengan sedikit nasihat dan motivasi yang pas, insya Allah bisa segera lompat dan berangkat.
Kebahagiaan yang lain adalah kebahagiaan kita. Terbayang oleh saya, saat saya dikasih izin Allah menatap cahaya Masjidil Haram dari jarak yang sudah dekat. “Dhuyuufurrohmaan, tamu-tamu Allah, lihat ke depan, masjid yang bermandikan cahaya, itulah Masjidil Haram ....”
Selanjutnya, saya sudah tidak lagi dapat mendengar ucapan muthawwif. Sudah tenggeladalam kerinduan yang membuat jantung berdegup kencang. Tanpa terasa air mata menetes. Labbaik Allaahumma Labbaik... Yaa Allah, makasih Engkau sudah mengizinkanku memenuhi panggilan-Mu ....
Ucapan ini pula yang insya Allah akan kita ucapkan, manakala Allah menyebut nama kita di hari akhir nanti... Labbaik yaa Allah... Labbaik Allaahumma Labbaik. Saya bisa merasakan kebahagiaan para jamaah haji yang hari ini insya Allah mulai terbang menuju Makkah dan Madinah.
Aaahhh ... Air mata ini sungguh menetes. Ya, saat menulis ini, saya mengenang kembali saat pertama dipastikan secara administratif berangkat ke Tanah Suci. Perasaan bahagia sudah duluan menyelimuti. Tidak bisa tidur. Kelewat senang.
Dan, air mata ini juga untuk segenap kawan-kawan saya setanah air dan sedunia yang belum ke sana. Sungguh, Tanah Suci sejengkal buat mereka yang percaya dengan Kebesaran dan Kekuasaan Allah. Tanah Suci begitu dekat buat mereka yang tidak mengandalkan uang.
Percayalah. Allah pun merindukan kalian semua bertakbir, membesarkan nama-Nya, bertahmid, memuji nama-Nya, langsung di rumah-Nya. Allah senang menyenangkan hamba-hamba-Nya. Termasuk memberikan segala kejutan ketidakmungkinan berangkat menjadi mungkin.
Di dunia ini, jutaan orang merasakan lembutnya Kasih Sayang dan Kemurahan Allah. Hingga ia bisa menatap Ka'bah yang anggun berselimutkan kiswah hitam. Air mata kekaguman, keharuan, kebahagiaan, kesedihan, harapan, campur aduk tidak karuan.
Selamat jalan Saudara-Saudaraku ... Selamat jalan. Jangan lupa mendoakan Indonesia di tempat paling mustajab itu. Insya Allah haji kalian semua, mabruur. Doanya maqbuul. Badan dikasih sehat. Umur dikasih panjang. Hingga bisa kembali ke Tanah Air dan ke tempat masing-masing.
Semoga yang belum berangkat bisa diizinkan Allah berangkat. Dengan rezeki yang halal, dengan pengetahuan yang cukup, dengan bekal iman takwa yang bagus. Aamiin.
Salam, dari Yusuf Mansur. Yang selalu merindukan Kota Makkah dan Madinah.