Kamis 27 Jun 2019 16:32 WIB

UNHCR Soroti Foto Migran Tenggelam di Perbatasan AS-Meksiko

Seorang lelaki dan putri balita tewas saat menyeberang perbatasan AS-Meksiko.

Red: Nur Aini
Pelintas Batas Tanpa Dokumen di Perbatasan Meksiko
Foto: EPA
Pelintas Batas Tanpa Dokumen di Perbatasan Meksiko

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Satu gambar mengenai seorang lelaki dan putrinya, yang masih kecil tenggelam hingga tewas di perbatasan AS-Meksiko, dinilai menjadi bukti kegagalan penanganan kerusuhan dan keputusasaan negara-negara di dunia.

"UNHCR, Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi, sangat terkejut melihat foto yang menyayat hati mengenai mayat Oscar Alberto Martines Ramirez dan putrinya, yang berusia 23 bulan, Valeria, dari El-Salvador yang hanyut ke pantai Rio Grande," kata UNHCR di dalam satu pernyataan.

Baca Juga

Gambar tersebut, yang disiarkan luas di media sosial, memperlihatkan wajah kedua orang itu menghadap ke bawah di alang-alang di tepi sungai. Ia kelihatannya merobek kausnya untuk membuat gendongan bayi sementara, dan kepala mereka saling bertempelan.

Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi Filippo Grandi mengatakan mereka kehilangan nyawa sebab mereka tak memperoleh perlindungan yang mestinya mereka terima berdasarkan hukum internasional.

"Kematian Oscar dan Valeria merupakan kegagalan untuk menangani kerusuhan dan kekecewaan yang mendorong orang melakukan perjalanan menempuh bahaya untuk memperoleh kehidupan yang aman dan bermartabat," kata Grandi di dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Reuters.

UNHCR membandingkannya dengan gambar yang menjadi ikon mengenai bayi pengungsi Suriah, Alan Kurdi, yang hanyut ke pantai Laut Tengah pada 2015. Alan Kurdi adalah bagian dari gelombang pengungsi Suriah yang membuat panik di Eropa, sehingga Turki secara efektif menutup jalur pengungsi melalui Yunani atas permintaan Uni Eropa.

Sejak itu, banyak negara telah memasang penghalang buat migran dan sebagian, seperti Uni Eropa serta Amerika Serikat, telah menekan negara tetangga mereka agar mengurangi jumlah orang yang berusaha melakukan perjalanan. Presiden AS Donald Trump mengancam Meksiko dengan tarif perdagangan sampai negara tersebut setuju membantu mengurangi jumlah migran. Sementara, pengacara imigrasi mengatakan anak-anak ditahan selama berpekan-pekan tanpa kesehatan atau makanan yang memadai.

Lembaga US Customs and Border Protection pada Selasa mengatakan penjabat komisarisnya mundur, sementara Gedung Putih mensahkan paket dana 4,5 miliar dolar AS buat program penampungan, pemberian makan dan pengawasan keluarga Amerika Tengah yang meminta suaka. Banyak ahli mengenai migran mengatakan diperketatnya pengawasan malah menyulut migrasi gelap dan membuat mereka mencari jalur baru.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement