REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuartal pertama tahun ini, PT Pertamina (Persero) mengantongi laba sekitar 677 juta dolar AS. Direktur Keuangan Pertamina, Pahala Mansury menjelaskan laba kuartal pertama ini dikantongi perusahaan dari kenaikan harga acuan minyak mentah (ICP) dan membaiknya kurs.
Pahala menjelaskan kinerja di sektor hulu membuat perusahaan bisa mengantongi laba di kuartal pertama ini. Sedangkan penjualan di hilir juga turut berkontribusi bagi keuangan perusahaan.
"Tentunya dari dua hal itu (hulu dan hilir). Jadi di satu sisi kinerja hilir kami membaik, di sisi lain dari sisi perkembangan produksi hulu kami juga menunjukkan adanya perkembangan yang baik," ujar Pahala di DPR, Kamis (27/6).
Perbaikan kinerja di sektor hilir didorong oleh harga ICP dan valas dalam negeri yang membaik. Hal ini, kata dia, memperbaiki kinerja perusahaan.
Harga ICP juga mendorong penggunaan minyak mentah (crude) yang berasal dari domestik. Hal itu membantu Pertamina mengurangi impor crude secara signifikan.
"Ketiga, juga kami lakukan adalah mengurangi impor produk BBM, khususnya dalam hal ini yang mengalami penurunan (impor) adalah avtur dan solar. Jadi tiga hal ini yg secara makro membaik," ucap Pahala.