REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Lahan seluas dua hektare di sekitar kawasan bukit Bongas, Kampung Gegerbitung, Desa/Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi mengalami kekeringan. Dampaknya para petani mengalami kerugian karena tanaman padinya mengalami gagal panen atau puso.
‘’Lahan pertanian di sini kesulitan sarana pengairan sejak Mei 2019 lalu,’’ ujar petani padi di bawah bukit Bongas, Kampug Gegerbitung, Ahmad Dayat (50 tahun) kepada wartawan, Kamis (27/6).
Akibatnya lahan pertanian kekeringan dan menyebabkan sebagian tanaman padi tidak bisa berkembang dengan baik. Dayat menerangkan, para petani akhirnya memilih untuk panen lebih dini. Hal ini untuk mencegah kerugian yang lebih besar akibat kekeringan.
Namun kata Dayat, sebagian tanaman padi tidak bisa terselamatkan. Ia mencontohkan pada musim tanam kali ini dari 50 are atau 500 meter persegi hanya mampu menghasilkan sebanyak 5 kuintal gabah kering panen. Padahal sebelumnya dari luasan itu bisa mencapai 2,5 ton gabah kering panen.
‘’ Tahun ini kekeringan cukup parah karena adanya pembangunan kandang ayam di Bukit Bongas,’’ cetus Dayat. Sebabnya pada tahun lalu meskipun kemarau tapi tidak separah pada tahun ini.
Sehingga kata Dayat, petani berharap pembangunan kandang ayam di atas bukit dihentinkan. Hal ini dikarenakan pembangunan kandang ayam berdampak besar pada sarana pengairan pertanian warga.
Petani lainnya Daday (50) di Kampung Gegerbitung, Desa/Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi menambahkan, lahan pertanian yang terdampak kekeringan mencapai sekitar 2 hektare.
‘’ Mayoritas terkena dampak kekeringan akibat sarana pengairan yang mengering,’’ terang dia.
Daday berharap adanya perhatian dari pemerinta terhadap permasalahan tersebut. Misalnya dengan meninjau kembali rencana pembangunan kandang ayam di Bukit Bongas.