Jumat 28 Jun 2019 06:42 WIB

Kebakaran Notre-Dame Bukan karena Tindakan Kriminal

Prancis melakukan investigasi yudisial penyebab kebakaran Notre-Dame.

Rep: Umi Soliha/ Red: Ani Nursalikah
Potret terbaru Katedral Notre-Dame di Paris, Prancis, yang diambil Kamis (18/4) pascakebakaran.
Foto: EPA
Potret terbaru Katedral Notre-Dame di Paris, Prancis, yang diambil Kamis (18/4) pascakebakaran.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kantor Kejaksaan Paris mengumumkan berdasarkan hasil penyelidikan awal, kebakaran yang menghancurkan sebagian besar Katedral Notre Dame tidak disebabkan oleh tindakan kriminal. Sejumlah hipotesis penyebab kebakaran antara lain sistem listrik yang tidak berfungsi atau api rokok.

Mereka juga mengumumkan sedang dilakukannya investigasi yudisial yang dipimpin tiga hakim. Sasaran investigasi adalah 'X' yang berarti siapa pun atau entitas apa pun dicurigai.

Baca Juga

Dalam penyelidikan awal ini, polisi yudisial memeriksa lebih dari 1.200 alat bukti dan mendengar kesaksian dari 100 saksi mata. Api melahap atap katedral tersebut,  menghancurkan puncak menara dan bagian interior lain.

"Karena bencana ini cukup besar membutuhkan waktu untuk mengungkapkan penyebab kebakaran ini,” ujar salah satu pegawai kejaksaam, dilansir di ABC, Kamis (27/6).

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia ingin renovasi selesai dalam waktu lima tahun saat Olimpiade Musim Panas 2024 di Paris. Namun, banyak ahli mempertanyakan apakah tenggat waktu itu realistis.

Biaya merenovasi Katedral tersebut belum bisa diumumkan sampai musim semi 2020. Yayasan Notre Dame mengumumkan, Rabu (26/6), beberapa donatur yang akan membantu pendanaan selama proses renovasi. Diantaranya adalah jutawan yang pemilik LVMH Group, Bernard Arnault, ia telah menyumbangkan uangnya 10 juta euro dan dia berjanji akan memberikan dana sampai 200 juta euro. Sepertinya hal dengan Francois Henri Pinault yang menjanjikan 100 juta euro.

Cathedrale de Paris Fund dari Yayasan Notre Dame sejauh ini telah mengumpulkan 396 juta euro dalam bentuk sumbangan dan janji. Tetapi sumbangan murni untuk membayar perusahaan yang bekerja di situs ini mencapai 38 juta euro, dana itu berasal dari 42 ribu orang ditambah 60 perusahaan dan otoritas publik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement