Jumat 28 Jun 2019 07:47 WIB

Gubernur Jateng Minta Dinas Bertemu Peternak Ayam

Dinas harus mencari akar persoalan dari jatuhnya harga ayam di tingkat peternak

Rep: Bowo pribadi/ Red: Esthi Maharani
Peternak Ayam Merugi. Peternak memeriksa pakan ayam broiler di Bantul, Yogyakarta, Kamis (27/6/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Peternak Ayam Merugi. Peternak memeriksa pakan ayam broiler di Bantul, Yogyakarta, Kamis (27/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menugaskan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Provinsi Jawa Tengah untuk bertemu peternak ayam broiler. Dinas harus mencari akar persoalan dari jatuhnya harga ayam di tingkat produsen (peternak) dengan menyerap penjelasan dari para peternak yang ada di Provinsi Jawa Tengah.

"Sehingga bisa segera dicari solusi bersama- sama guna mengurai 'benang kusut' jatuhnya harga ayam broiler," ungkap Ganjar Pranowo, di Semarang, Jumat (28/6).

Menurutnya, para peternak ini pasti mengetahui persoalan yang terjadi di balik polemik harga ayam broiler, karena mereka yang mengalami. Dengan ditemukan persoalan utama harga ayam ini, maka solusi yang diambil akan bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi peternak. Persoalan harga ayam broiler di tingkat produsen ini, lanjut dia, mirip dengan polemik jatuhnya harga jagung di tingkat petani, beberapa waktu lalu.

"Itu sama saat ada masalah jagung kemarin, solusinya ya ketemu saja. Kalau ketemu kan bakal diketahui apa persoalannya dan solusi bersama yang harus dilakukan," katanya.

Gubernur mengakui banyak peternak berteriak bahwa harga ayam hidup anjlok. Sementara, apa yang menyebabkan anjloknya harga ayam itu belum ditemukan secara pasti. Maka akar masalah ini harus diketahui, apakah karena oversupply atau ada pihak yang bermain.

"Kalau itu bisa diidentifikasi, maka akan ada roadmap penyelesaiannya," tandas Ganjar.

Di sisi lain, gubernur juga akan meminta penjelasan dari Menteri Pertanian serta Menteri Perdagangan untuk mengetahui kalkulasi antara kebutuhan dan populasi ayam nasional. Selain itu juga penting dilakukan pendataan dan melakukan identifikasi peternak yang ada saat ini. Sebab kalau data tidak dipegang, gubernur khawatir ini bisa menjadi persoalan yang akan terus terulang. Oversupply pasti akan terjadi dan persoalan harga jatuh akan terulang.

"Itu pula yang sudah terjadi pada bawang merah dan cabai kemarin-kemarin kan," lanjutnya.

Maka, masih kata gubernur, skema data melalui semacam kartu tani menjadi sangat penting untuk mengontrol semuanya. Saat ini, dibutuhkan data yang valid siapa ternak apa, dimana lokasinya, kapan panen hingga kemana mereka menjual ayam- ayamnya itu. Kalau itu bisa diketahui, maka akan ditemukan apasih problem utama anjloknya harga ayam di tingkat peternak dan bagaimana cara mengatasinya.

"Kalau memang kebanyakan, maka harus kita kurangi. Dan kalau kelebihan ada tidak solusi seperti potensi ekspor, kira- kira begitu," tegas  gubernur.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement