Jumat 28 Jun 2019 13:48 WIB

Aktivitas Lava Pijar Merapi Kembali Meningkat Bulan Ini

Gunung Merapi memuntahkan guguran lava pijar 186 kali selama empat pekan ini.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ratna Puspita
Gunung Merapi
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivitas lava pijar Gunung Merapi kembali meningkat bulan ini. Sepanjang empat pekan, yakni pada 1-27 Juni 2019, Gunung Merapi memuntahkan guguran lava pijar sebanyak 186 kali. 

Angka itu bahkan melebihi catatan selama satu bulan penuh pada April dan Mei. Misalnya, selama 30 hari pada April 2019, Gunung Merapi memuntahkan sebanyak 127 guguran lava pijar.

Baca Juga

Selama 31 hari pada Mei 2019, guguran lava pijar yang dimuntahkan sebanyak 140 kali. Angka itu juga memperlihatkan bahwa  guguran lava pijar yang dimuntahkan Gunung Merapi masih terus menunjukkan peningkatan selama tiga bulan terakhir.

Selain guguran lava pijar, peningkatan aktivitas terlihat pula dari guguran awan panas. Sepanjang Mei saja, cuma ada empat guguran awan panas dimuntahkan Gunung Merapi.

Sedangkan, baru empat pekan pada Juni 2019 saja, sudah tujuh kali guguran awan panas dimuntahkan Gunung Merapi. Namun, angka ini berkurang dibanding April yang mencapai 18 kali.

Untuk lava pijar, guguran dengan jumlah harian terbanyak terjadi pada  9 Juni 2019. Hanya pada 4, 14 dan 15 Juni 2019 Gunung Merapi tidak memiliki aktivitas berupa guguran lava pijar.

Sedangkan, untuk awan panas, rata-rata guguran memiliki jarak luncur melebihi 1.000 meter ke arah hulu Kali Gendol. Guguran berjarak luncur terjauh terjadi pada 26 Juni sejauh 1.350 meter.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, pada Jumat (28/6) (00.00-06.00) cuaca Gunung Merapi cukup cerah. Angin bertiup lemah ke arah barat.

Suhu udara berkisar 15-16,5 derajat celcius, kelembaban udara 60-85 persen dan tekanan udara 629,1-710,4 milimetermerkuri. Kepala Pos PGM Babadan, Yulianto melaporkan, secara visual gunung jelas.

"Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah," kata Yulianto, Jumat (28/6) pagi.

Untuk aktivitas kegempaan, terjadi setidaknya tiga jenis gempa. Gempa guguran terjadi enam kali dengan amplitudo 3-10 milimeter dan berdurasi 35,9-85,3 detik. 

Gempa frekuensi rendah terjadi satu kali dengan amplitudo tiga milimeter dan durasi 10,4 detik. Sedangkan, gempa tektonik jauh terjadi satu kali, amplitudo 2 milimeter dan durasi 72,8 detik.

Pada periode pengamatan 06.00-12.00 terjadi lagi empat gempa guguran amplitudo 5-15 milimeter dan durasi 36,76-65,13 detik. Terjadi pula gempa hembusan, fase banyak dan vulkanik dangkal.

Terdiri dari satu gempa hembusan beramplitudo 22 milimeter, empat gempa fase banyak beramplitudo 2-10 milimeter dan satu kali gempa vulkanik dangkal beramplitudo 40 milimeter.

"Dari CCTV teramati guguran lava ke hulu Kali Gendol tiga kali berjarak luncur 450-650 meter," ujar Yulianto.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, masih menetapkan area dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia. Kecuali, untuk kepentingan penelitian BPPTKG.

Namun, masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Ada pula peringatan untuk masyarakat yang ada di jalur lava pijar dan awan panas.

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi," kata Hanik.

Hingga kini, Gunung Merapi masih berstatus waspada atau level dua. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement