Jumat 28 Jun 2019 21:18 WIB

Dua Garis Biru, Sarat Dialog Menyentuh Ortu-Anak

Sutradara Dua Garis Biru sempat kaget filmnya dinilai kontroversial.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Gina S Noer, penulis sekaligus sutradara film Dua Garis Biru.
Foto: Republika/Farah Noersativa
Gina S Noer, penulis sekaligus sutradara film Dua Garis Biru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Dua Garis Biru besutan Gina S Noer telah ditayangkan perdana pada Kamis (26/6) kemarin. Namun, sebelumnya, tayangan cuplikan filmnya itu sempat mengalami kontroversial.

"Kaget sih karena saya tidak menyangka ya. Karena saya itu dalam keluarga membicarakan dengan anak saya pendidikan seksualitas dengan terbuka agar mereka sadar dan menghargai diri mereka dan tidak dilecehkan orang lain,” kata Gina usai pemutaran perdana Dua Garis Biru di Jakarta, Kamis.

Gina mengatakan, dalam film tersebut, dia memberikan pesan kepada masyarakat untuk lebih bisa mendidik anak secara dewasa. Anak-anak, menurut dia, juga tak sepenuhnya nakal dan tak bisa diatur. Bila anak kerap dilindungi, hal itu bisa membuat mereka menjadi terlalu merasa dilindungi dan berpotensi untuk bisa berbuat kesalahan yang lebih fatal.

Gina membuat Dua Garis Biru dengan target penonton orang tua. Film ini, menurutnya, sangat penting untuk disaksikan para ayah dan ibu. Dia berharap Dua Garis Biru yang menggambarkan kehamilan di usia SMA bisa memantik terjalinnya diskusi-diskusi penting, terutama oleh orang tua dan pemegang kepentingan lainnya di bidang pendidikan.

“Mudah-mudahan setelah orang-orang nonton filmnya secara utuh yang terjadi adalah diskusi, bukannya kontroversi,” ungkap dia.

Sebagai sutradara, Gina juga berharap agar setelah menyaksikan Dua Garis Biru, masyarakat bisa menjadi penonton yang lebih kritis. Film ini, kata dia, bisa menjadi cerminan dan penggambaran diri sebagai orang tua. Dari sisi anak, film ini juga menjadi gambaran bagaimana menjadi orang tua ke depannya saat berkeluarga dan memiliki anak.

“Saya harap yang nonton, mereka menjadi punya hubungan yang lebih dekat sebagai keluarga dan karena itu bisa membicarakan hal-hal yang sulit dengan keluarga,” jelas Gina.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement