REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf atas terpilihnya sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2024 dengan amanat yang sangat berat.
“Selamat pula kepada Prabowo-Sandi yang menunjukkan sikap legowo sebagai contoh keteladanan politik bangsa," kata Haedar melalui keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, di Jakarta, pada Jumat (28/6).
Dia mengatakan, Indonesia pasca-Pemilu 2019 harus move-on merajut kebersamaan dan persatuan guna meraih kemajuan dan kejayaan bagi seluruh rakyat. Mereka yang kuat secara politik dan ekonomi serta berbagai aspek kehidupan wajib berbagi, peduli, dan menunjukkan tanggungjawab kebangsaannya dalam membangun dan memajukan Indonesia, jangan egois dan serakah.
Dia mengakui memang masalah politik yang serius jangka pendek ialah merekat kohesi sosial politik akibat keterbelahan politik, tetapi musuh terbesar Indonesia saat ini ialah ketidakdilan dan kesenjangan sosial ekonomi oleh berbagai sebab yang kompleks dalam rentang waktu yang panjang.
"Karenanya agenda terberat Indonesia ialah mewujudkan sila ke-5 Pancasila, Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah baik eksekutif maupun legislatif dan yudikatif bersama seluruh institusi politik di negeri ini dituntut political-will dan langkah terobosan yang progresif dalam memecahkan kesenjangan sosial ekonomi," ucap Haedar.
Kelompok yang menguasai kekayaan besar dan aset-aset strategis harus memiliki jiwa nasionalisme untuk berbagi, peduli, dan memajukan mayoritas yang tidak beruntung, jangan hanya mementingkan diri sendiri.
"Segenap kekuatan masyarakat dan rakyat juga harus bangkit untuk maju dengan jiwa mandiri dan etos kerja tinggi. Semua harus bertumpu pada spirit bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu bangsa hingga bangsa itu sendiri yang mengubah nasibnya," kata Haedar.