REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan Densus 88 masih melakukan monitoring terhadap informasi masuknya 30 orang terduga teroris ke Jakarta. Polisi kata dia, tidak akan meremehkan kabar tersebut apabila menyangkut masalah keamanan masyarakat.
"Polri tetap tidak boleh underestimate karena teroris adalah ancaman nyata. Upaya-upaya monitoring sampai dengan preventif strike akan dilaksanakan dalam rangka mitigasi setiap aksi terorisme baik terstruktur maupun lonewolf," kata Dedi kepada Republika.co.id, Jumat (28/6).
Hingga saat ini menurut Dedi, Densus 88 masih melakukan pemantauan terhadap kabar masuknya teroris ke ibukota. Saat ditanyakan apakah artinya akan ada upaya penangkapan dalam waktu dekat, Dedi belum bisa memastikan. "Belum (bisa dipastikan), dimonitoring dulu," ujarnya.
Prinsipnya kata tambah Dedi, segala macam ancaman keamanan akan diantisipasi oleh kepolisian. Termasuk apabila terjadi gangguan-gangguan serangan seperti terorisme.
"Segala macam potensi gangguan serangan terorisme yang akan terjadi, tetap akan kita antisipasi semaksimal mungkin," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (purn) Moeldoko menyatakan bahwa ada 30 orang terduga teroris yang datang ke Jakarta menjelang pembacaan putusan sidang sengketa Pilpres 2019. Mereka bahkan menyusup dalam aksi masa yang mengawal putusan Mahkamah Konstitusi pada 27 Juni 2019 kemarin.
"Kami sudah lihat itu, sudah kenali mereka, jadi engga usah khawatir kalau terjadi sesuatu tinggal ambil," kata Moeldoko usia di kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (26/6).