Sabtu 29 Jun 2019 02:22 WIB

Lapan Jelaskan Penyebab Banjir Konawe Utara

Citra satelit menunjukkan ada alih fungsi lahan sejak 2013 hingga 2018

Red: Esthi Maharani
Foto udara banjir di Desa Labungga dan Desa Laronanga, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Selasa (18/6/2019).
Foto: Antara/Jojon
Foto udara banjir di Desa Labungga dan Desa Laronanga, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Selasa (18/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antarariksa Nasional (LAPAN) Indah Prasasti menduga alih fungsi lahan menjadi perkebunan dan pertambangan menjadi penyebab banjir di Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.

"Citra satelit menunjukkan ada alih fungsi lahan sejak 2013 hingga 2018, umumnya di sempadan sungai," kata Indah, dalam jumpa pers yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (28/6).

Indah mengatakan karena alih fungsi terjadi di sempadan sungai, ketika terjadi banjir di area terbuka menjadi mudah terjadi erosi tanah. Erosi tanah tersebut kemudian menjadi endapan di sungai yang menyebabkan pendangkalan dan pada akhirnya terjadi penurunan volume sungai.

"Karena daya tampung mengecil, maka aliran sungai menjadi melebar sehingga terjadi banjir," ujarnya pula.