Sabtu 29 Jun 2019 08:14 WIB

Pengamat: Jokowi Miliki Reputasi Rangkul Lawan

Jokowi berkunjung ke kediaman Prabowo di Kertanegara dan Hambalang pascapemilu 2014.

Jokowi dan Ma'ruf di Situbondo. Calon Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) nomor urut 1 menyapa awak media saat datang di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/6).
Foto: Fakhri Hermansyah
Jokowi dan Ma'ruf di Situbondo. Calon Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) nomor urut 1 menyapa awak media saat datang di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis politik Exposit Strategic Arif Susanto mengatakan Presiden JokoWidodo memiliki reputasi sebagai figur yang pandai merangkul lawan politiknya. "Joko Widodo(Jokowi) tampaknya sudah punya reputasi sebagai figur politik yang pandai merangkul lawan," kata Arif dalam forum diskusi bertajuk "Sesudah MK: Silaturahmi atau Negosiasi?" yang diselenggarakan Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia, di Jakarta, Jumat (28/6).

Dia mengatakan berdasarkan catatannya, pascapemilu 2014 Jokowi pernah memberikan kejutan dengan berkunjung cukup intensif ke kediaman lawan politiknya, yakni Prabowo Subianto, di Kertanegara dan Hambalang. "Masih teringat bahwa ada adegan ikonik kala itu di mana Jokowi bersama Prabowo naik kuda bersebelahan. Itu menunjukkan Jokowi punya kemampuan merangkul lawan," kata Arif.

Baca Juga

Selain itu, kata dia, setelah Pilkada DKI Jakarta 2017, ada pula kejadian ikonik lain di mana Jokowi melakukan sesi minum teh bersama Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di istana. Ia menilai ini juga menunjukkan kemampuan Jokowi merangkul lawan politiknya.

Lebih dari itu, kata dia, Jokowi dalam dua periode berbeda didampingi dua figur yang sejak awal merupakan sekutu politik. "Kita masih ingat pernyataan Jusuf Kalla sebelum 2014, yang isinya meragukan kemampuan Jokowi. Kita juga ingat Ma'ruf Amin pernah menjadi bagian kelompok yang kontra kepemimpinan Ahok. Artinya Jokowi menunjukkan kemampuan merangkul lawan politik," ujar dia.

Jika dikaitkan dengan kondisi pasca-Pilpres 2014. Arif menyatakan Jokowi bisa saja merangkul kelompok yang menjadi oposisi saat Pilpres 2019.

Namun, kata dia, upaya merangkul lawan politik tidak akan serta merta memperkuat kekuatan politik Jokowi. "Merangkul lawan akan membuat kekuatan lawan berkurang tapi tidak serta merta menambah kekuatan politik," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement