REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Suasana RW 03 Kelurahan Sukamanah, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, terlihat tak biasa. Mulai dari depan gang, aksesoris payung-payung dan topi caping yang tergantung seolah menyambut setiap tamu yang datang ke Kampung Budak Capetang itu. Di tembok-tembok, beragam jenis mural juga ikut memercantik jalan-jalan kecil di kampung tersebut. Di tembok pintu masuk kampung itu juga terdapat tulisan mengenai 10 hak anak, mulai dari bermain, mendapatkan pendidikan, hingga perlindungan.
Kampung Budak Capetang memang dipersiapan sebagai pilot project kampung ramah anak di Kota Tasikmalaya. Ketua Kampung Budak Capetang Iwan Herdiawan mengatakan, penataan kampung itu baru sejak 2 November 2018. Menurut dia, pada awalnya lingkungan di kampung itu sama sekali tak terawat. Namun, beberapa warga mulai berinisiatif untuk membersihkan lingkungan. Alhasil, lama-lama banyak warga yang ikut tergerak untuk mempercantik rumahnya masing-masing.
"Kita awalnya memang mau mengolah agar kampung kita hijau. Kebetulan ada dorongan program kampung ramah anak, kita dapat bantuan hanya mainan. Lalu itu kita kembangkan agar ramah anak dan hijau tertata," kata dia, Jumat (28/6).
Saat ini, di kampung itu sudah tersedia berbagai sarana bermain untuk anak, mulai dari tamab bermain, pojok baca, hingga tempat untuk swafoto anak-anak. Iwan mengatakan, pihaknya juga akan meluncurkan program untuk anak-anak berprestasi. Nantinya, anak-anak yang berprestasi dari RW 03 Kelurahan Sukamanah akan diberikan penghargaan dari lingkungannya. Hal itu dilakukan untuk memacu minat belajar anak-anak lainnya.
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman meresmikan kampung ramah anak di RW 03, Kelurahan Sukamanah, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jumat (28/6).
Ia menambahkan, warga sekitar juga berencana menbuat arena pemainan alam terbuka (outbond) untuk anak-anak. Namun, untuk membangun tempat itu diperlukan biaya yang tidak sedikit.
"Tapi alhamdulillah dapat perhatian lebih dari pemerintah. Katanya akan dibantu untuk membangun wahana outbond," kata dia.
Ia mengakui, belum semua wilayah RW 04 tertata ramah untuk anak. Namun, Iwan menegaskan, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi agar masyarakat sadar akan lingkungannya sendiri, sehingga bisa lebih nyaman, khususnya untuk anak-anak bermain.
Bukan tidak mungkin, lanjut dia, Kampung Budak Capetang bisa menjadi salah satu destinasi wisata alternatif di Kota Tasikmalaya. "Potensi wisata itu juga harapan. Tapi untuk ke sana harus ada persiapannya yang bisa dijadikan nilai jual," kata dia.