REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang imigran meninggal dunia di pos perbatasan Amerika Serikat (AS)-Meksiko. Laki-laki berusia 43 dari El Salvador yang berusaha menyeberang ke AS dengan putrinya jatuh pingsan di pusat penahanan imigran. Ia kemudian meninggal dunia di rumah sakit.
Pada Ahad (30/6), petugas perbatasan mengatakan, laki-laki itu sudah berada di pusat penahanan imigran Rio Grande Valley di McAllen, Texas, selama satu pekan. Petugas mengatakan, kesehatan laki-laki yang memiliki masalahan kesehatan tersebut sudah diperiksa.
Sementara putrinya masih berada di dalam pengawasan Patroli Perbatasan AS. Tapi petugas sudah meminta ia dipindahkan ke penampungan yang didirikan organisasi yang merawat anak yang menyeberang seorang diri.
Petugas tidak mengetahui nama anak tersebut. Anak itu akan tetap berada di penampungan sampai ada sponsor yang membebaskannya. Tapi proses tersebut membutuhkan waktu selama berminggu-minggu.
Petugas yang menolak namanya disebutkan tidak berwenang untuk membocorkan penyelidikan yang masih berlangsung. Menurut pernyataan Badan Bea Cukai dan Imigrasi AS, penyebab kematian laki-laki itu belum diketahui.
Tempat laki-laki itu tinggal seperti pos-pos perbatasan AS-Meksiko lainnya sangat penuh sesak. Peninjauan pos-pos perbatasan itu sedang dilakukan.
Berdasarkan pernyataan badan perbatasan AS, Kongres, dan Inspektorat Jenderal Departemen Keamanan Dalam Negeri AS yang mengawasi badan-badan perbatasan di AS, sudah diberitahu tentang kematian ini. Begitu pula dengan Pemerintah El Salvador.
Walaupun prosesnya dipercepat, belum diketahui sampai kapan putri laki-laki yang meninggal itu harus tetap tinggal di McAllen. Remaja dan anak-anak harusnya tidak ditahan lebih dari 72 jam, tapi karena keterlambatan yang disebabkan sistem seringkali mereka harus ditahan selama berhari-hari atau beberapa pekan.
Sejak Desember tahun lalu setidaknya ada dua orang dewasa dan lima orang anak yang meninggal dalam penahanan. Termasuk seorang remaja laki-laki yang meninggal karena flu bulan lalu. Lebih dari dua puluh lainnya sakit karena flu yang mewabah pada akhir Mei lalu.
Fasilitas penahanan itu sudah ditutup dan disanitasi. Untuk membantu para imigran yang berada di tahanan, Kongres memberikan uang sebesar 4,6 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan kepada pemerintah Presiden AS Donald Trump.