REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto bakal menentukan nasib partainya usai berjumpa dengan Presiden 2019 terpilih Joko Widodo. Hingga saat ini, Gerindra belum menentukan langkah apakah akan bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah atau konsisten menjadi oposisi.
Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra, Andre Rosiade, mengatakan Prabowo juga bakal menyerap aspirasi pendukungnya dalam penentuan langkah Gerindra ke depan. Suara dari para pendukung penting karena Gerindra masih berpeluang dalam Pilpres 2024, mengingat besarnya dukungan pada Pilpres 2019.
"Arah ke depan akan ada pertimbangan dari Pak Prabowo dengan serap aspirasi pendukung. Agenda dan keinginan pendukung bagaimana dan ada rencana komunikasi dengan Jokowi untuk silaturahim dan turunkan tensi. Artinya ada komunikasi, tunggu saja. Prabowo akan ambil keputusan terbaik bagi negara," katanya pada Republika.co.id, Senin (1/7).
Jubir BPN Prabowo-Sandi itu menyebut Prabowo tetap ingin berkontribusi bagi bangsa walau gagal dalam Pilpres 2019. Prabowo tetap ingin mewujudkan mimpi tentang kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa.
"Yang pasti Prabowo ingin kontribusi agar harga listrik, daging turun, Indonesia bisa swasembada pangan, apa masuk di dalam atau di luar (pemerintah)? itu ditentukan habis dengarkan aspirasi pendukung dan bertemu pak Jokowi," ujarnya.
Andre menegaskan langkah komunikasi dengan Jokowi bukan dalam rangka meminta bagian dalam pemerintah. Sehingga dia meminta para pendukung Prabowo tidak berburuk sangka terhadap rencana pertemuan itu. Sebab pertemuan Prabowo dan Jokowi dianggap penting demi menurunkan tensi politik.
"Komunikasi bukan dalam deal politik tapi murni demi bangsa. Kita ingin ekonomi membaik, kita akan komunikasi dengan pendukung, termasuk pak Jokowi. Posisi Gerindra sampai sekarang belum mutuskan gimana," ucapnya.