Senin 01 Jul 2019 09:04 WIB

Gelombang Panas di Eropa Mulai Reda

Peringatan suhu berkurang dan kebakaran hutan di Eropa perlahan-lahan mulai stabil.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah turis mendinginkan diri di dekat air mancur St. Peter Square di Vatikan, Sabtu (29/6). Italia mengeluarkan peringatan panas di 16 kota.
Foto: Giuseppe Lami/ANSA via AP
Sejumlah turis mendinginkan diri di dekat air mancur St. Peter Square di Vatikan, Sabtu (29/6). Italia mengeluarkan peringatan panas di 16 kota.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Gelombang panas empat hari di seluruh Eropa barat mulai berkurang, Ahad (30/6). Peringatan suhu berkurang dan kebakaran hutan perlahan-lahan mulai stabil.

Sebagian besar kebakaran yang terjadi di Spanyol dalam beberapa hari terakhir telah stabil. Namun, petugas pemadam kebakaran berjuang mengendalikan api di provinsi-provinsi pusat Toledo dan Madrid yang telah membakar lebih dari 20 kilometer persegi sejak Jumat.

Baca Juga

Di kota timur laut La Almunia de Dona Godina, suhunya mencapai 42,4 derajat Celsius atau 108,3 Fahrenheit. Tetapi lima dari 50 provinsi Spanyol diturunkan dari risiko cuaca ekstrem, hanya menyisakan dua di tingkat tertinggi, 31 diantaranya waspada terhadap cuaca.

Di Prancis, yang mengalami rekor nasional 45,9 derajat Celsius di selatan pada Jumat, suhu ditetapkan akan turun secara bertahap. Di Paris, pihak berwenang menyatakan larangan yang dikenakan pada mobil yang lebih tua untuk melawan polusi terkait panas kemungkinan akan dicabut pada Senin.

Namun demikian, sekitar 25 dari sekitar 90 departemen administratif Perancis membatasi penggunaan air, tidak terkecuali bagi petani. Seorang produsen anggur di wilayah barat daya Prancis, Jerome Despey mengabarkan melalui Twitter foto-foto anggur keriput, dan mengeluhkan terjadinya kerusakan yang luas.

Meteorolog mengatakan melemahnya aliran jet tingkat tinggi semakin menyebabkan sistem cuaca terhenti, dan menyebabkan suhu musim panas melambung. Lima dari musim panas terpanas di Eropa dalam 500 tahun terakhir telah terjadi di abad ini.

Organisasi Meteorologi Dunia mengatakan pekan ini gelombang panas Eropa terjadi konsisten terkait dengan dampak emisi gas rumah kaca. Di Frankfurt, 3.000 atlet ambil bagian dalam perlombaan ketahanan meskipun cuaca panas.

"Rasanya seperti perlombaan melawan pemanasan global, Anda bisa menggoreng telur di kepala saya," kata peserta yang berada di urutan kedua dalam perlombaan putra, Sebastian Kienle.

Dalam acara putri, pemimpin balapan Sarah True dari Amerika Serikat (AS) pingsan dalam jarak satu kilometer dari garis finish. True yang telah menyelesaikan berenang 3,8 Km dan mengendarai sepeda 185 Km dibawa keluar jalur dan harus ditangani petugas pertolongan pertama.

Pada Sabtu, seseorang berusia 53 tahun jatuh setelah merasa tidak enak badan saat berlomba balap sepeda di wilayah Ariege Prancis, di kaki pegunungan Pyrenees dan ia meninggal. Hal ini disampaikan jaksa penuntut umum setempat Laurent Dumaine pada Ahad. Perlombaan dibatalkan setelah beberapa peserta jatuh sakit karena panas.

Pengendara sepeda lain meninggal pada Sabtu karena efek panas di wilayah selatan Vaucluse. Setidaknya tiga orang meninggal pada hari yang sama di Italia tengah dan utara. Spanyol memiliki dua kematian terkait panas pada Kamis dan Jumat.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement