Senin 01 Jul 2019 12:33 WIB

Presiden Taiwan ke AS Ancam Hubungannya dengan Cina

Taiwan menjadi isu paling sensitif dan penting dalam hubungan Cina dan AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di Taipei, Taiwan, 10 April 2019.
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di Taipei, Taiwan, 10 April 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen akan mengunjungi Amerika Serikat (AS) dalam kunjungannya ke sekutu-sekutu Taiwan di Karabia. Langkah itu tampaknya akan membuat Cina marah.

Cina hanya menganggap Taiwan sebagai daerah otonomi khusus yang tidak mempunyai hak memiliki hubungan diplomatik dengan negara lain. Mereka sempat mengatakan isu Taiwan menjadi isu paling sensitif dan penting dalam hubungan mereka dengan AS. 

Baca Juga

AS sendiri tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Tapi, mereka memasok persenjataan dan menjadi pendukung utama diplomatik pulau tersebut. 

Pada Senin (1/7), Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan Miguel Tao mengatakan Tsai akan menghabiskan dua hari di AS dalam kunjungannya ke St Vincent dan Grenadine, St Lucia, St Kitts serta Nevis, dan Haiti. Turnya akan dimulai pada 11 sampai 22 Juli. 

Tao mengatakan rencana kunjungan Tsai ke AS masih sedang dikerjakan. Kantor berita Taiwan melaporkan Tsai direncanakan akan mengunjungi New York dan Denver. Sampai saat ini, Beijing memberikan tanggapan atas rencana kunjungan Tsai tersebut. 

Tao mengatakan empat sekutu Karabia memiliki gagasan yang sama dengan Tsai. Ia menambahkan tur tersebut bertajuk 'kebebasan, demokrasi dan pemerintahan berkelanjutan'. 

Tap mengatakan karena ada kurusuhan kunjungan Tsai ke Haiti, salah satu negara termiskin di Western Hemisphere akan kurang dari 24 jam. Selama berbulan-bulan pengunjuk rasa meminta Presiden Haiti Jovenel Moise untuk segera mengundurkan diri. Jika rencana tersebut terlaksana maka akan menjadi kunjungan Tsai terlama di AS, karena biasanya ia hanya menghabiskan waktu satu malam untuk transit. 

Tsai yang akan menghadapi pemilihan umum pada bulan Januari lalu sudah berulang kali meminta dukungan internasional untuk mempertahankan demokrasi Taiwan di tengah ancaman Cina. Terakhir kali, ia datang ke AS pada Maret lalu, saat itu ia transit untuk dalam perjalanan menuju Haiwai. 

Selama beberapa tahun terakhir Beijing kerap mengirimkan kapal induk dan kapal-kapal lainnya ke lingkar Taiwan untuk melakukan latihan. Mereka juga mendesak sekutu-sekutu Taiwan untuk berpaling ke pihak mereka. 

Resminya, Taiwan memiliki hubungan diplomatik dengan 17 negara. Hampir semuanya negara-negara kecil di Amerika Tengah dan Pasifik. Delegasi Kepulauan Solomon mengatakan negaranya akan mengirimkan perwakilan untuk mempelajari bantuan Cina ke negara-negara tetangga mereka. Apakah bantuan itu dilakukan agar mereka berpaling dari Taiwan dan memihak Cina. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement