REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kabid Kedaruratan dan Logistik Daerah BPBD Sumatera Barat Rumainur mengatakan hingga saat ini pihaknya melihat daerah Sumbar terbilang aman dari bencana kekeringan. Sumbar kata dia berada di zona penghasil awan yang cukup banyak. Sehingga bila dalam musim panas, tetap ada hujan yang turun.
"Daerah Sumbar berbeda dengan daerah di Pulau Jawa dan Sumatera Timur. Di Sumbar jarang terjadi cuaca panas berkepanjangan. Jadi dalam musim panas, tetap ada hujan," kata Rumainur kepada Republika, Senin (1/7).
Namun Rumainur mengingat di Sumbar memang pernah terjadi kekeringan di beberapa titik sekitar 3-4 tahun lalu. Yakni di perbatasan dengan Riau yakni di Kabupaten 50 Kota dan beberapa kecamatan di Kabupaten Tanah Datar. Saat itu menurut Rumainur, untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga dan air untuk pertanian, dipasok dengan menggunakan mobil pemadam kebakaran.
Tapi kekeringan di Sumbar tersebut kata Rumainur tidak separah yang terjadi di beberapa wilayah di Pulau Jawa Saat ini. Keuntungan Sumbar selain menjadi daerah pengumpul awan yang cukup banyak, di provinsi Ranah Minang ini juga terdapat banyak pegunungan yang menjaga air. Rumainur mencontohkan Gunung Marapi, Gunung Singgalang, dan Gunung Tandikek yang berada berdekatan. Ada juga Gunung Sago dan Gunung Talang.
"Di Sumbar juga ada keuntungan memiliki pegunungan yang menahan air," ujar Rumainur.
Rumainur berharap Sumbar tetap aman dari ancaman kekeringan supaya kehidupan masyarakat tetap tentram. Rumainur mendoakan agar beberapa daerah di Indonesia yang saat ini mengalami kekeringan supaya segera menemukan solusi.