REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia Wiranto mengatakan pembangunan hunian tetap untuk korban gempa, tsunami dan likuifaksi di Palu, Sigi dan Donggala harus melibatkan pengusaha lokal dan masyarakat, sebagai wujud pemberdayaan pascabencana.
"Kita berharap pengusaha lokal dan masyarakat dilibatkan dalam pembangunan huntap," kata Wiranto ketika melakukan kunjungan kerja di Sulteng, Senin (1/7) didampingi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, Kepala BNPB Doni Monardo, dan beberapa dirjen dari Kementerian PUPR, Kementerian Sosial.
Wiranto mengatakan pelaksanaan pembangunan huntap harus ada kerja sama dari berbagai, pihak pemerintah, masyarakat maupun kontraktor rencana pembangunan berjalan sesuai target dan harapan.
"Saya dan kita semua tidak ingin pekerjaan pembangunan huntap ini mangkrak atau terhenti," kata Wiranto.
Dalam perencanaan Kementerian PUPR tahap pertama dibangun 500 unit oleh PUPR, dan tahap ke dua 1.000 unit oleh Yayasan Budha Tzu Chi. Selanjutnya untuk huntap korban likuifaksi di Pombewe, PUPR menyediakan air bersih yang diambil dari Sungai Pombewe/Paneki berjarak sekitar 5,8 kilometer dari lokasi huntap. Air yang di sediakan oleh Kementerian PUPR dengan debit 40 liter per detik.