REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sastrawan Indonesia, Taufiq Ismail, telah berulang tahun ke-84 pada 25 Juni lalu. Penyair yang lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat, itu menggelar syukuran ulang tahun sekaligus peluncuran DVD bertajuk “Meniti Kehidupan.” Kepingan itu merangkum narasi perjalanan panjangnya sebagai salah satu penyair kenamaan di Indonesia.
Pada momentum itu, Taufiq Ismail bersama dengan keluarganya berucap syukur kepada Allah SWT. Dia pun mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tuanya.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya, yang telah gigih, mulai dari melahirkan, kemudian mendidik, membesarkan saya. Kini, saya mencapai usia 84 tahun, alhamdulillah, alhamduillah,” ungkap Taufiq usai momentum pemotongan tumpeng, pada acara syukuran ulang tahunnya, Sabtu (29/6).
Dia bersyukur atas didikan kedua orang tuanya yang terus menerus membiasakan Taufiq membaca sejak kecil. Kebiasaan itu lah yang kemudian menjadikan dia seorang sastrawan Indonesia.
Selanjutnya, dia pun berucap terima kasih kepada hadirin yang telah datang memenuhi undangannya. Tak lupa, dia juga berterima kasih kepada sang istri, Esiyati Yatim, atau Ibu Atik, serta anak cucunya.
Acara yang digelar di Kafe Sastra Balai Pustaka, di wilayah Jakarta Timur itu dihadiri sejumlah tokoh. Antara lain Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan yang hadir bersama dengan ibundanya, ibunda politikus Sandiaga Uno, Mien Uno, penyanyi sekaligus aktivis Neno Warisman, politikus Fadli Zon, Sosiolog Imam Prasodjo, dan Grup Vokal Bimbo.
Pagelaran itu diisi dengan simbolis penyerahan kaset DVD sebagai rangkuman puisi-puisi Taufiq Ismail. Selain itu, pagelaran itu dimeriahkan dengan musikalisasi puisi yang membacakan berbagai macam judul puisi karya Taufiq Ismail.
Adalah “Sajadah Panjang”, merupakan puisi fenomenal yang dibacakan langsung oleh Taufiq. Sementara, “Berilah Kado Bagi Ibunda” dan “Celupkan Jarimu ke Air Lautan” juga dia bacakan, dengan dilanjutkan pembacaan terjemahan masing-masing puisi ke dalam bahasa Inggris dan juga bahasa Arab oleh cucu-cucunya, Aidan dan Rania.
Tak ketinggalan, violinist Fakhri Bagus Pratama turut mengiringi petikan gitar Ikhsan Nur Ramadhan yang merupakan bagian dari grup Snada. Keduanya membawakan “Ketika Tangan dan Kaki Berkata” yang liriknya merupakan hasil kolaborasi antara mendiang penyanyi Chrisye dan Taufiq Ismail.
Sementara, kedua putri Neno Warisman, Audy dan Maghfir juga menampilkan sebuah musikalisasi puisi berjudul “Beri Daku Sumba”. Keduanya membawakannya dengan iringan keyboard dan harmonisasi suara kedua perempuan itu yang sangat megah dan energik.