REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satuan tugas pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Satgas Karhutla) Provinsi Riau menerbangkan tiga unit helikopter. Tiga helikopter ini guna mengatasi titik-titik api yang menyebar di pesisir wilayah tersebut, tepatnya Kabupaten Rokan Hilir.
Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau Edwar Sanger mengatakan, tiga helikopter bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu diterbangkan ke wilayah Teluk Bano dan Tanjung Leban. "Hari ini fokus kita masih di Teluk Bano dan Tanjung Leban Rokan Hilir. Ada tiga helikopter beroperasi ke sana," kata Edwar di Pekanbaru, Senin (1/7).
Ketiga helikopter yang diharapkan mengatasi Karhutla melalui operasi pengeboman air atau water bombing tersebut masing-masing jenis Sikorsky, Mi-171 dan Kamov. Tiga helikopter yang mulai beroperasi sejak Riau menetapkan status siaga Karhutla awal tahun ini tersebut mulai difokuskan beroperasi ke wilayah Rokan Hilir sejak akhir pekan kemarin. Tercatat, lebih dari 40 hektare lahan terbakar di wilayah tersebut.
Kondisi itu berpotensi semakin meluas karena cuaca di wilayah itu saat ini cukup panas dan minim hujan. Sementara, lokasi lahan terbakar sendiri berjenis gambut yang pada saat musim panas ini dengan mudah berpotensi terbakar.
Selain mengandalkan upaya pemadaman dari udara, upaya penanggulangan juga dilakukan oleh tim gabungan TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni dan masyarakat setempat. "Semoga semuanya bisa diatasi dengan baik," ujar Edwar.
Hingga awal Juli 2019 ini, tercatat lebih dari 3.211 hektare lahan di Riau hangus terbakar. Kabupaten Bengkalis menjadi wilayah yang terluas mengalami Karhutla dengan luas mencapai 1.426.83 hektare.
Di Bengkalis, kebakaran lahan yang paling luas berada di Pulau Rupat. Di Pulau yang berada persis di bibir Selat Malaka yang berbatasan langsung dengan negara tetangga itu mengalami kebakaran sejak awal tahun. Kondisinya terus memburuk hingga bulan berikutnya hingga membuat Panglima TNI harus mengirimkan seribuan anggota Komando Strategis Angkatan Darat untuk membantu pemadaman.
Saat ini, Pulau Rupat cenderung stabil setelah kebakaran berhasil diatasi dengan baik. Kendati demikian, personel gabungan TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni hingga masyarakat masih tetap waspada mengantisipasi munculnya titik-titik api di wilayah itu.
Selain Bengkalis, kebakaran turut melanda wilayah Rohil dengan luas kebakaran mencapai 548.25 hektare. Selanjutnya Siak 347.85 hektare, Dumai 266.75 hektare dan Meranti 232,7 hektare. Kemudian, di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) 118.6 hektare, Pelalawan 90 hektare dan Indragiri Hulu (Inhu) 71,5 hektare.
"Di Pekanbaru 46,51 hektare, Kampar 64,1 hektare, Kuansing 5 hektare, dan Rokan Hulu 2 hektare," papar Edwar.
Satgas Karhutla, lanjutnya, terus siaga dan berupaya menekan angka Karhutla. Satgas juga diperkuat oleh BNPB dan KLHK yang mengerahkan helikopter pengebom air serta pesawat modifikasi cuaca. Upaya pencegahan dan penanggulangan turut melibatkan seluruh pihak, mulai pemerintah hingga dunia swasta.
"Kita berusaha maksimal dalam menanggulangi Karhutla sedini mungkin dengan kolaborasi dan kerjasama yang terus dijaga seluruh personel yang memperkuat Satgas," tuturnya.
Pemerintah Provinsi Riau telah mengaktifkan Satgas Karhutla setelah menetapkan status siaga darurat sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019.