Senin 01 Jul 2019 17:41 WIB

SCB Terima 64 Siswa Mustahik Baru, Dua Siswa dari Papua

SCB merupakan sekolah tingkat menengah tanpa biaya yang dikembangkan Baznas.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Gita Amanda
Suasana pelatihan display kelas yang digelar oleh Sekolah Cendekia Baznas.
Foto: Dok SCB
Suasana pelatihan display kelas yang digelar oleh Sekolah Cendekia Baznas.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sekolah Cendekia Baznas (SCB) menerima 64 siswa mustahik baru yang berprestasi, dan berasal dari 18 provinsi di Indonesia untuk melanjutkan pendidikan tahun ajaran 2019/2020. Dua di antara siswa siswi tersebut, berasal dari Papua.

Kepala SCB, Eko Wawan, mengatakan SCB merupakan sekolah tingkat menengah tanpa biaya yang dikembangkan Baznas dalam mencetak kader bangsa yang siap bersaing, tidak hanya cerdas, tapi juga mandiri dan berakhlak mulia.

Baca Juga

“Pendidikan di SCB meliputi empat dimensi yakni olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga. Nilai-nilai ini disajikan dalam program kegiatan belajar mengajar, ekstrakulikuler, keasramaan, kepemimpinan, kewirausahaan dan school social responsibility,” kata Eko dalam acara penyambutan siswa baru di Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Senin (1/7).

Sementara itu, perwakilan Baznas Provinsi Papua, Merza Edy Nadzari, mengatakan tahun ini terdapat dua siswa perwakilan dari Papua yang merupakan asli anak daerah. Ia bersyukur Baznas memberikan perhatian kepada siswa-siswi berbakat dari daerahnya.

“Alhamdulillah tahun ini dua siswa dari Papua berhasil menembus seleksi SCB. Anak-anak Muslim di daerah perlu mendapat perhatian lebih untuk dapat menjadi kader-kader penggerak kemajuan daerahnya,” kata Merza.

Seluruh siswa dan siswi SCB mendapatkan fasilitas asrama dan kebutuhan sehari-hari selama tiga tahun menempuh pendidikan. Selain itu, banyak ekstrakulikuler yang dapat diikuti siswa, mulai dari bela diri, seni tari, hingga kewirausahaan yang dapat melatih kemandirian mereka di masa depan.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Asrama, Helmi Nursirwan, mengatakan tahun ajaran ini SCB menyediakan 64 kursi dari 300 pendaftar dari 18 provinsi di Indonesia. Poses seleksi dilakukan pada November 2018 hingga April 2019 lalu.

“Proses seleksi berupa tes administratif, tes akademik, tes survei faktual, dan tes psikotes serta baca tulis Alquran. Tes ini dilakukan antara lain untuk memastikan bahwa calon siswa benar-benar berasal dari keluarga kurang mampu namun baik dari segi akademiknya,” kata Helmi.

Hadir dalam acara tersebut sejumlah wali murid, Kepala Desa Cemplang, serta pimpinan dari Baznas Provinsi Sulawesi Utara, Papua, Papua Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan.

Acara penyambutan siswa baru itu ditutup dengan penampilan ekstrakulikuler seperti arumba, tari saman, pencak silat, dan panahan oleh siswa-siswi Sekolah Cendekia Baznas (SCB).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement