Senin 01 Jul 2019 23:40 WIB

BMKG: Gelombang Tinggi Masih akan Landa Perairan Aceh

BMKG memprakirakan gelombang tinggi masih akan landa Aceh hingga empat hari ke depan.

Gelombang tinggi. Ilustrasi
Foto: 2space.net
Gelombang tinggi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Aceh mengungkapkan bahwa gelombang laut dengan tinggi sampai 3,5 meter masih membayangi wilayah perairan Aceh. Kondisi itu ini diprakirakan terjadi hingga empat hari ke depan.

Kepada Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Aceh Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Senin, mengatakan angin kencang sesaat dengan kecepatan sampai 80 kilometer per jam berpotensi menyertai gelombang tinggi yang menyambangi perairan Aceh. Untuk itu, pengguna transportasi laut dan nelayan agar mewaspadai gelombang tinggi.

"Kami imbau bagi operator transportasi laut agar mengutamakan keselamatan, terutama bagi penyeberangan, tongkang, dan nelayan. Jangan paksakan diri dan patuhi peringatan syahbandar," ujarnya.

Zakaria mengatakan, tinggi gelombang di wilayah perairan Sabang-Banda Aceh dan Samudera Hindia barat Aceh dan sekitarnya dapat mencapai 3,5 meter lebih. Sementara itu, wilayah perairan Aceh di Selat Malaka bagian Utara berpotensi menghadapi gelombang setinggi dua meter dan gelombang perairan Utara-Timur Aceh tingginya sekitar satu meter.

Zakaria menjelaskan bahwa secara umum gelombang tinggi terjadi akibat tumbuhnya awan-awan konvektif atau awan hujan di atmosfer perairan Aceh, selain potensi pusaran angin tertutup dan belokan arah angin yang bersifat konvergen sehingga menyebabkan perlambatan massa udara di atmosfer Aceh.

"Akibat perlambatan massa udara ini, maka uap air yang terbawa angin terkumpul jadi satu di kawasan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang," kata dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement