REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ambisi Naomi Osaka meraih gelar Grand Slam ketiga berakhir prematur pada Senin (1/7) waktu setempat. Osaka takluk di tangan Kazakh Yulia Putintseva dengan skor 6-7 (4/7), 2-6 pada babak pertama Wimbledon yang membuatnya hampir menangis.
Petenis Jepang berusia 21 tahun yang menjadi unggulan kedua turnamen ini menjadi petenis unggulan dua teratas pertama yang tersisih dari babak pertama Wimbledon sejak Martina Hingis tersingkir pada 2001 ketika menyandang unggulan utama edisi ini.
Kekalahan ini menjadi pukulan terberat sang juara US Open dan Australia Open sampai harus mempersingkat konferensi pers pascalaga. "Sudah ya? Saya merasa saya mau menangis," kata dia.
Osaka pernah berkata dia merasa bebannya telah lepas setelah dia tidak lagi menjadi petenis nomor satu dunia bulan lalu. Tetapi perasaannya itu tidak terlihat saat menghadapi Putintseva yang berbakat itu di Centre Court.
Osaka mengaku akan belajar dari kekalahannya ini. Dia mengaku kekalahan dia dua pekan lalu melawan Putintseva di Birmingham telah menghantuinya di lapangan ketika dia menghadapi kembali lawannya itu di Wimbledon.
Putintseva yang kelahiran Rusia sebelumnya tak pernah tampil di Centre Court. "Saya sudah menuntaskan kerja bagus di sana dan saya menghadapi lawan hebat. Menakjubkan," kata petenis berusia 24 tahun itu.
Mengaku tidak terlalu memikirkan catatan kemenangannya dari Osaka sebelum masuk gelanggang Centre Court, Putintseva berkata, "Sejujurnya setiap pertandingan itu adalah pertarungan yang saya tidak ketahui apa yang akan terjadi. Saya bermain sebaik-baiknya, cuma itu yang bisa saya lakukan."