Selasa 02 Jul 2019 06:02 WIB

Politikus PAN: Gabung Pemerintah, tak Hilangkan Sikap Kritis

Viva menilai tak jarang partai pemerintah atau koalisi mengkritik penguasa.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Teguh Firmansyah
Politikus PAN Viva Yoga Mauladi.
Foto: Republika/Prayogi
Politikus PAN Viva Yoga Mauladi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi menilai bergabungnya kubu oposisi di pemerintahan tidak akan menghilangkan sikap kritis partai politik terhadap penguasa. Sebab, baik oposisi maupun koalisi akan tetap menjalankan tugas konstitusionalnya.

"Karena di DPR, seluruh fraksi-fraksi partai politik akan menjalankan tugas konstitusionalnya, controlling atau pengawasan terhadap pemerintah, baik partai politik pendukung pemerintah maupun yang tidak," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (1/7).

Baca Juga

Bahkan, lanjut Viva, tidak jarang partai pemerintah atau koalisi bersuara keras dan tajam mengkritik pemerintah. Tujuannya, kata Viva, agar pemerintah dapat berjalan baik, sehat, kuat, transparan, dan akuntabel.

Selain itu, Viva mengatakan, kritik juga dapat berasal dari kekuatan civil society misalnya, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) mahasiswa maupun Organisasi masyarakat lainnya. Karena itu, baik di dalam maupun di luar koalisi check and balances akan tetap berjalan.

"Jadi, saya berkeyakinan sikap kritis dan fungsi kontrol dari rakyat tidak akan bisa dibatasi atau dibendung," ujarnya.

Terkait pernyataan Jokowi di forum KPU yang mengajak Prabowo untuk membangun negara agar negara semakin kuat, adil, dan makmur, Viva menilai, hal itu merupakan sinyal Jokowi dalam membuka pintu koalisi.

Menurutnya, ajakan tersebut adalah sikap positif yang ditunjukkan Jokowi demi masa depan bangsa Indonesia agar negara dikelola secara bergotong-royong oleh seluruh kekuatan partai politik.

"Ajakan Pak Jokowi itu banyak makna. Kemungkinan salah satunya adalah mengajak kepada Pak Prabowo untuk masuk di struktur pemerintahan, apakah di kementerian atau di lembaga negara," katanya.

Dia menambahkan, apabila Prabowo dan partai Gerindra masuk sebagai partai pendukung pemerintah maka itu akan mempercepat proses penguatan kohesivitas sosial pascapilpres. "Sudah tidak ada lagi paslon 01 dan 02. Yang ada itu persatuan Indonesia yang dilandasi oleh semangat gotong-royong membangun bangsa," ucapnya.

Sebelumnya, calon presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengajak pasangan capres cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk bersama-sama membangun bangsa. Sebab, kata Jokowi, pembangunan Indonesia tidak bisa hanya dilakukan oleh satu atau dua orang saja, melainkan secara bersama-sama.

"Indonesia tidak bisa dibangun hanya dengan satu orang, dua orang, atau sekelompok orang. Oleh karena itu, saya mengajak Pak Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk bersama- sama membangun negara ini," ujar Jokowi saat berpidato dalam rapat pleno penetapan capres cawapres terpilih pemilu 2019 di kantor KPU, Jakarta, Ahad.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement