REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti manuskrip Nusantara, Mahrus meyakini, sebenarnya ada juga naskah-naskah Cirebon yang ditulis pada abad ke-15 dan ke-16. Tapi, kemungkinan besar bahan-bahannya tidak bisa bertahan sampai sekarang, jadi rusak dan hancur. Sehingga, sekarang naskah tertua yang ditemukan hanya berasal dari abad ke-17.
"Mengenai konten naskah-naskah Cirebon, menurutnya tidak hanya naskah keagamaan, tapi ada juga naskah tentang pangan dan ilmu pertanian, pengobatan, sejarah, dan primbon," kata Mahrus.
Menurut temuannya, pada umumnya naskah-naskah Cirebon menggunakan bahasa Jawa Cirebon. Berbeda dengan bahasa Jawa yang sekarang dipakai masyarakat Jawa. Bahasa Jawa Cirebon sedikit mengandung bahasa Jawa kuno.
Pada umumnya naskah-naskah di Cirebon menggunakan aksara Jawa, Pegon, Jawi, dan Arab. Namun, ada juga yang menggunakan aksara Jawa kuno, hampir mirip dengan ak sara Sansekerta. Mengenai bahan yang digunakan untuk menulis naskah kebanyakan dari daluang dan kertas Eropa.
"Usia naskah Cirebon yang saya temukan paling tua dari abad ke-17,'' kata Mahrus.