Selasa 02 Jul 2019 09:26 WIB

Bandara Internasional Jawa Barat: Bagus, Tapi Sayangnya Jauh

Layanan moda transportasi untuk menjangkau bandara sudah dipersiapkan.

Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat
Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Arie Lukihardianti, Lilis Sri Handayani

Gadis asal Bandung bernama Mazaya tampak berswafoto di depan pintu masuk menuju ruang check in Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, Senin (1/7). "Bandaranya besar, terlihat mewah dan megah, bagus buat selfie-selfie," katanya ketika ditemui Republika.

Mazaya mengaku baru pertama kali ke BIJB. Sebelumnya, dia kerap bepergian keluar kota dengan pesawat dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Ia menilai, dari segi arsitektur dan interiornya, BIJB lebih bagus dibandingkan Bandara Husein.

Menurutnya, Bandara Husein terasa kecil dan ruwet karena terletak di tengah Kota Bandung yang padat. Hal itu berbeda dengan BIJB yang dikelilingi areal persawahan.

Meski demikian, Mazaya mengakui, lokasi BIJB Kertajati cukup jauh dari tempat tinggalnya di Bandung. Biasanya, untuk menuju Bandara Husein, hanya butuh waktu kurang dari setengah jam dari rumahnya. Sedangkan, saat ini dirinya harus menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam untuk sampai BIJB Kertajati dengan mobil pribadi.

Sebagian penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar) memang resmi dialihkan ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Senin (1/7). Namun, tak sedikit penumpang yang mengeluh terkait lokasi BIJB Kertajati. Pasalnya, letak bandara dianggap kurang strategis sehingga jauh dari Kota Bandung.

"Lumayan jauh dari Bandung," ujar seorang calon penumpang asal Bandung, Ramdhan, saat ditemui Republika di ruang check in BIJB Kertajati, Senin.

Ramdhan mengaku harus menempuh perjalanan dari Bandung menuju Kertajati dalam waktu lebih dari dua jam. "Waktu tempuh perjalanannya 2,5 jam," kata Ramdhan.

Ditemui di lokasi yang sama, seorang penumpang bernama Yudha juga mengaku harus menempuh waktu perjalanan yang sama dari tempatnya tinggal menuju BIJB Kertajati. "Bandaranya sih bagus, tapi jarak tempuhnya lumayan jauh dari Bandung," ujar Yudha. Bahkan, Yudha harus merogoh kocek Rp 100 ribu untuk menaiki shuttle bus.

Tak hanya Ramdhan dan Yudha yang mengeluh, Rani yang berasal dari Kota Bandung juga mengungkapkan lokasi BIJB Kertajati cukup jauh dari tempat tinggalnya. "Biasanya hanya 30 menit dari rumah ke Bandara Husein Sastranegara, sekarang 2,5 jam," kata Rani. Namun, dari segi infrastruktur, Rani mengaku BIJB Kertajati memang megah.

Sebelumnya, terkait angkutan massal lanjutan, sejumlah bus pemadu moda seperti Damri sudah bisa digunakan pengguna BIJB Kertajati. Angkutan massal tersebut tersedia, baik menuju Kota atau BIJB Kertajati. Sejak Ahad lalu, bus Damri sudah mulai dimanfaatkan sejumlah penumpang. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga menggratiskan bus Damri tersebut selama satu bulan.

"Informasi terkait angkutan lanjutan bagi penumpang pesawat agar lebih diintensifkan sehingga penumpang tidak kebingungan untuk melanjutkan perjalanan ke kota tujuan setelah mendarat," kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, Ahad lalu. Pihaknya juga masih melakukan pemantauan terkait peralihan sejumlah rute penerbangan, dan hingga saat ini masih berjalan lancar.

Selain memanfaatkan bus Damri, lanjut Budi, beberapa penumpang pesawat lainnya juga menggunakan travel, taksi online, dan kendaraan pribadi. "Kami optimistis jika Bandara Kertajati dapat maju dan berkembang pesat sehingga mampu mendorong pemerataan perekonomian masyarakat di Jawa Barat," kata Budi.

photo
Para calon penumpang menunggu di ruang Check In Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, Senin (1/7).

Pihak bandara juga mengklaim sudah memberikan fasilitas transportasi massal yang cukup memadai untuk para penumpang. Direktur PT Bandar udara Internasional Jawa Barat (BIJB), Muhamad Singgih, mengatakan, layanan moda transportasi untuk menjangkau bandara sudah dipersiapkan. Sembilan daerah sudah terlayani untuk transportasi massal, yakni Bandung, Sumedang, Tasikmalaya, Purwakarta, Indramayu, Cikarang , Cirebon, Kuningan, dan Majalengka.

Singgih mengatakan, travel dan taksi online juga tersedia dengan jadwal keberangkatan dan kepulangan menyesuaikan jadwal penerbangan. Bahkan, PT BIJB merangkul Perum Damri menggratiskan dari dan menuju Bandara Kertajati untuk warga Bandung selama satu bulan sebagai bentuk kompensasi perpindahan rute.

Diskon juga diberikan travel rata-rata 30 persen pada penumpang yang akan terbang dari bandara. "Letaknya di mana mereka ini belum kenal, kalau sering nantinya akan terbiasa dan tentu harapannya bisa terus memilih Kertajati untuk terbang," kata Singgih, Senin.

Layanan antarmoda, kata Singgih, ternyata masyarakat masih bingung. Padahal, sudah ada wilayah khusus, yakni dalam satu stasiun terdapat 12 moda yang melayani. "Dari situ karyawan kita kerahkan untuk membantu penumpang yang datang ataupun pergi untuk mengarahkan," lanjut Singgih.

Sementara itu, untuk fasilitas umum, Singgih mengatakan, pihaknya menempatkan pengawalan khusus untuk sejumlah kawasan komersial, toilet, mushala, TM, money changer, dan bagasi. Menurut Singgih, tidak sedikit penumpang yang baru kali pertama menggunakan Bandara Kertajati sebagai tujuan terbang dan mendarat sehingga masih membutuhkan pengawalan dan arahan petugas.

Tercatat hingga Senin, sebanyak 3.782 penumpang sudah menjajal peralihan rute penerbangan atau pendaratan di BIJB Kertajati. Saat ini, rute keberangkatan yang dilayani dari Kertajati, yakni Denpasar, Medan, Palembang, Lombok, Banjarmasin, Pekanbaru, Balikpapan, Pontianak, Batam, Surabaya, dan Makassar.

Sementara itu, untuk kedatangan berasal dari kota Surabaya, Denpasar, Pekanbaru, Banjarmasin, Medan, Palembang, Batam, Makassar, Balikpapan, Lombok, dan Pontianak. "Artinya ada 18 take off dan 18 landing di Bandara Kertajati hari ini dengan jumlah penumpang yang mendekati 3.800 orang," kata Singgih. n ed: nora azizah

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement