REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Solo menyiapkan bantuan air bersih bagi warga terdampak kekeringan di wilayah Solo Raya. Ribuan liter air bersih siap disalurkan untuk warga yang membutuhkan.
Kepala Cabang ACT Solo, Septi Endrasmoro, mengatakan, untuk area Eks-Karesidenan Surakarta ada beberapa titik yang terdampak kekeringan seperti pelosok Sragen dan Wonogiri.
"ACT Solo sudah melakukan asesmen untuk program pemberian bantuan air bersih, Insya Allah ribuan liter air bersih akan di distribusikan untuk daerah kekeringan di Solo Raya," kata Septi seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (2/7).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis potensi kekeringan meteorologis di beberapa wilayah di Indonesia. Berdasarkan hasil pemantauan curah hujan hingga 20 Juni 2019, sebagian besar wilayah Pulau Jawa masuk dalam kategori Siaga.
Di Jawa Tengah, sebagian wilayah di Kabupaten Semarang dilanda kekeringan. Air sumur yang biasa dimanfaatkan warga di tujuh kecamatan di Semarang telah mengering. Warga terpaksa memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan mandi dan mencuci. Mereka juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air minum.
Menanggapi kekeringan di sejumlah wilayah di Pulau Jawa tersebut, ACT menyiapkan sejumlah program pasokan air bersih. Kepala Cabang ACT Jawa Tengah Sri Suroto mengatakan, timnya akan berusaha merespons cepat krisis air bersih akibat kemarau di Semarang.
"ACT sebagai salah satu lembaga kemanusiaan akan merespons cepat dengan suplai air bersih melalui water tank. Tim program segera gerak cepat memastikan asesmen dan menyampaikan ke publik untuk menggerakkan kepedulian," terang Suroto.
Menurut Suroto, kekeringan sangat berpengaruh terhadap produk pertanian, ketersediaan pangan, dan kemiskinan. Menyuplai kebutuhan air bersih menjadi momen saling membantu. "Air adalah kebutuhan pokok. Dengan cepat semua elemen bahu membahu menolong saudara kita yang terdampak kekeringan," imbuhnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada rilisnya Maret 2019 mengungkapkan, awal musim kemarau akan dimulai pada April 2019. Ada beberapa wilayah yang perlu mewaspadai datangnya kemarau lebih awal. Di antaranya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur, Jawa Tengah, serta Jawa Barat bagian tengah dan selatan.