REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) menyayangkan terjadinya penjiplakan motif tenun Sumba. Tindakan penjiplakan oleh desainer muda dari Jepara dapat berdampak pada kepercayaan wisatawan akan motif tenun asli dari provinsi tersebut.
"Penjiplakan motif tenun ikat NTT dapat berdampak pada kepercayaan wisatawan. Bisa dibilang dampaknya cukup besar," kata Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Wayan Darmawan, Selasa (2/7).
Hal ini disampaikannya ketika ditanyai seputar kasus plagiat motif tenun ikat oleh desainer muda dari Jepara dalam acara pergelaran busana di Paris beberapa waktu lalu.
Menurut dia wisatawan yang peduli dengan kain tenun pasti akan bertanya-tanya mengapa ada motif yang sama di dua daerah yang berbeda. "Hal ini akan berpengaruh pada pariwisata kita sebagai daerah yang memang menjadi awal mula munculnya motif itu," ujar dia.
Motif tenun Sumba sendiri memang sudah dikenal sampai ke dunia internasional. Oleh karena itu kata dia, kasus penjiplakan akan berdampak sekali pada NTT.
Ia pun menambahkan wisatawan sendiri terkadang melihat budaya NTT sebagai hal yang bernilai pariwisata. Tak hanya di NTT tetapi memang hampir di seluruh Indonesia.
Namun ia berharap wisatawan tak terpengaruh dengan penjiplakan tersebut. Sebab jika ingin melihat motif asli NTT bisa langsung berkunjung ke NTT.
Sebelumnya Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi juga mengatakan dirinya menyayangkan kasus plagiat motif tenun Sumba itu. Ia berencana segera mematenkan seluruh kain tenun yang ada di NTT, namun upaya itu membutuhkan proses yang lama.