REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Para peneliti memperkirakan fragmen manuskrip Alquran kuno yang ditemukan dan menjadi koleksi perpustakaan Universitas Birmingham Inggris berasal dari sebuah salinan teks Islam tertua yang masih ada di dunia. Bahkan, para peneliti memperkirakan fragmen Alquran itu ditulis seseorang yang mengenal Nabi Muhammad.
Melalui penanggalan radiokarbon menunjukkan fragmen Alquran yang dimiliki Universitas Birmingham Inggris itu setidaknya sudah berusia 1.370 tahun. Hal itu menjadikan fragmen Alquran itu menjadi salah satu bentuk tulisan paling awal dari kitab suci Islam yang ada.
“Itu bisa membawa kita kembali pada beberapa tahun setelah berdirinya Islam yang sebenarnya,” kata Profesor David Thomas seperti dilansir //Aquila style//, Selasa (2/7).
Terdapat dua lembar fragmen Alquran kuno berisi bagian surat 18 hingga 20. Fragmen Alquran kuno itu ditulis tangan dengan tinta dalam bentuk awal tulisan Arab yang dikenal sebagai hijazi.
Pihak universitas mengatakan terdapat kekeliruan selama bertahun-tahun setelah menyamakan fragmen Alquran itu dengan naskah Alquran yang serupa berasal dari abad ketujuh.
Namun, dengan metode penanggalan radiokarbon diyakini memiliki akurasi 95,4 persen menemukan fragmen itu berasal antara 568 sampai 645. Sementara Nabi Muhammad diyakini hidup antara 570 sampai 632.
“Fragmen-fragmen ini memberi kita gambaran sekilas tentang bagaimana sesuatu yang kita sebut saat ini sebagai Alquran telah digunakan pada periode awal ini dan bagaimana itu bisa dicatat,” kata Direktur Institut Studi Arab Universitas Exeter, Sajjad Rizvi.
Sementata itu, Thomas meyakini orang yang menulis fragmen Alquran itu hidup selama masa Nabi Muhammad. “Orang yang benar-benar menulisnya mungkin sudah mengenal Nabi Muhammad. Dia mungkin melihatnya, dia mungkin mendengarnya berkhotbah. Dia mungkin mengenalnya secara pribadi, ” kata Thomas.
Naskah itu adalah bagian dari koleksi Universitas Birmingham Inggris dari 3.000 dokumen Timur Tengah yang diperoleh pada 1920-an oleh Alphonse Mingana yakni seorang imam Khaldea yang lahir di dekat Mosul di Irak.
Perjalanannya untuk mendapatkan manuskrip-manuskrip itu didanai oleh Edward Cadbury, seorang dari keluarga konglomerat yang memiliki industri coklat terbesar. Pengumpulan manuskrip itu untuk meningkatkan status Brimingham sebagai pusat intelektual studi agama.
“Bagian-bagian dari Alquran yang terkandung dalam fragmen-fragmen itu memang sangat mirip dengan Alquran seperti yang kita miliki saat ini. Jadi, ini cenderung mendukung pandangan bahwa Alquran yang kita miliki saat ini kurang lebih sangat dekat dengan Alquran seperti yang disatukan pada tahun-tahun awal Islam,” kata Thomas. Direncanakan, Universitas Birmingham akan memajang manuskrip itu di depan umum pada Oktober.