Selasa 02 Jul 2019 19:00 WIB

Tingkat Konsumsi Ikan Kota Tasikmalaya di Bawah Rata-Rata

Generasi milenial disasar untuk mengampanyekan konsumsi ikan.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Daging Ikan (ilustrasi).
Foto: nathzmhardika.blogspot.com
Daging Ikan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya mencatat tingkat konsumsi ikan masyarakat di wilayahnya masih rendah dibandingkan standar di Jawa Barat (Jabar). Kepala Seksi Sarana, Prasarana, dan Kelembagaan, Bidang Perikanan, Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya, Anisah Kardiyati mengatakan, diperlukan sosialiasi lebih gencar kepada masyarakat untuk meningkatkan konsumsi ikan.

Ia menyeburkak, pada 2018 tingkat konsumsi ikan di Kota Tasikmalaya masih berkisar 22,04 kilogram per kapita per tahun. Sementara tingkat konsumsi ikan di Jabar pada 2017 ada di angka 26 kilogram per kapita per tahun. Sedangkan dibandingkan tingkat konsumsi ikan secara nasional yang mencapai 46 kilogram per kapita per tahun, Kota Tasikmalaya masih tertinggal jauh.

Baca Juga

"Jadi perlu kerja keras dari kita semua untuk meningkatkan konsumsi ikan," kata dia, Selasa (2/7).

Ia menjelaskan, ikan merupakan makanan pangan yang sehat, aman, mudah diperoleh, dan mencerdaskan. Karena itu, konsumsi ikan di Kota Tasikmalaya harus ditingkatkan.

Ia menargetkan, pada 2019 setidaknya tingkat konsumsi ikan di Kota Tasikmalaya sudah sama dengan di Provinsi Jabar. "Tapi kalau bisa ya lebih tinggi," kata dia.

 

Anisa mengatakan, untuk menumbuhkan tingkat konsumsi ikan di masyarakat, pihaknya mulai menyasar ke generasi milenial. Pasalnya, selama Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya hanya melakukan sosialisasi ke PKK dan siswa SD atau TK. Namun, saat ini pihaknya mencoba menyasar siswa SMA untuk ikut mengampanyekan makan ikan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jabar Jafar Ismail mengatakan, dengan menyasar generasi milenial diharapkan akan semakin banyak olahan ikan. Menurut dia, salah satu cara untuk meningkatkan konsumsi ikan adalah dengan cara memperbanyak makanan olahan ikan.

Ia mengakui, tingkat konsumsi ikan di Jabar memang masih rendah dibandingkan tingkat konsumsi ikan di tingkat nasional. Padahal, dalam setahun ada 1,2 juta ton ikan air tawar dan 230 ribu ton ikan tangkapan laut yang dihasilkan di wilayah Jabar.

"Kita berupaya memasyarakatkan makan ikan dengan juga terus menyasar pelajar, santri, dan semua kalangan. Pesantren juga jadi sasaran, karena nantinya santri akan jadi pendakwah bisa juga berpengaruh memasyarakatkan makan ikan. Karena itu peran pesantren sangat tinggi," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement