Rabu 03 Jul 2019 07:05 WIB

Pilu Anak Migran di Tempat Penampungan Texas

Sejumlah anak-anak migran tidur beralaskan lantai dingin.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Petugas Patroli Bea Cukai dan Perbatasan menjaga pintu masuk pos Patroli Perbatasan di Clint, Texas, 26 Juni 2019. Fasilitas tersebut menjadi pusat penahanan anak migran di New Mexico dan West Texas sejak 2014.
Foto: AP Photo/Cedar Attanasio
Petugas Patroli Bea Cukai dan Perbatasan menjaga pintu masuk pos Patroli Perbatasan di Clint, Texas, 26 Juni 2019. Fasilitas tersebut menjadi pusat penahanan anak migran di New Mexico dan West Texas sejak 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, DILLEY -- Seorang anak perempuan berusia 12 tahun beserta adik kecilnya menceritakan kepiluan saat mereka berada di penampungan migran di kantor Patroli Perbatasan AS di Texas. Tidak hanya kedua anak perempuan itu, puluhan anak lain berada di tempat penampungan dan tidur beralaskan lantai dingin.

Anak lain diceritakan berada di ruang terkunci seraya menangis memanggil-manggil orang tuanya. Semua anak itu adalah bagian dari ratusan anak-anak migran yang ditahan di sel kantor Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat di dekat El Paso.

Baca Juga

Langkah ini mendapat kecaman sebab menahan anak-anak dalam kondisi kotor dan tidak sehat. Dalam sebuah video yang diperoleh kantor berita Associated Press, gadis yang berbicara dalam bahasa Spanyol memberi tahu pengacaranya yang berbasis di Minnesota, Alison Griffith. Wajah gadis itu tidak terlihat di video guna melindungi privasi agar tidak membahayakan kasus keimigrasian mereka.

Griffith mengatakan, anak-anak itu telah diperlakukan dengan buruk, bahkan tidak diizinkan bermain atau mandi. Pengacara di El Paso, Texas, Taylor Levy, yang bekerja dengan keluarga gadis itu mengatakan, dia dan saudara perempuannya terpisah dari bibinya ketika mereka tiba di AS pada 23 Mei.

"Anak-anak yang berasal dari Amerika Tengah itu ditempatkan di kantor Patroli Perbatasan di Clint, Texas. Bibinya masih ditahan," ujar Levy.

Levy mengatakan, ibu anak-anak perempuan itu melarikan diri dari suami yang menganiayanya dan tiba di AS empat tahun lalu. Ia pun telah mengajukan permohonan suaka. Gadis-gadis itu tetap tinggal bersama bibi mereka, meski ketiganya menuju ke utara pada Mei setelah ayah gadis-gadis itu mengancam mereka.

Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan sudah berkali-kali mengatakan mereka dalam krisis. Alasannya, terlalu banyak imigran dan tidak memiliki sumber daya yang cukup.

Bea cukai pun memberi kesempatan wartawan untuk tur ke Pos Perbatasan Clint pada 26 Juni. Delegasi kongres mengunjungi tempat tersebut, Senin.

Di sebuah fasilitas yang dirancang menampung sementara 100 orang dewasa itu, ada 117 anak-anak ketika AP mengunjungi. Angka itu jauh di bawah 700 anak-anak yang dikatakan Patroli Perbatasan ditahan di sana pada satu titik awal tahun ini.

Pada Jumat, seorang hakim federal memerintahkan seorang pemantau independen yang ditunjuk untuk memperbaiki kondisi di pos Patroli Perbatasan, tempat anak-anak seharusnya ditahan hanya 72 jam. Di pos Clint, beberapa anak telah berada di sana hampir sebulan.

Levy mengatakan dirinya membantu mempersatukan kembali anak perempuan berusia 12 tahun beserta saudara perempuannya dengan ibu mereka. Sang ibu kemudian terbang ke Texas dari Minnesota menjemput mereka pada 3 Juni setelah seorang pejabat Patroli Perbatasan memberi tahu dia anak-anak itu berulang kali dirawat di rumah sakit karena flu.

"Itu adalah penyatuan yang sangat sulit. Anak-anak itu sangat, sangat trauma," kata Levy.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement