Rabu 03 Jul 2019 12:41 WIB

Finarya Targetkan 44 Juta Transaksi LinkAja Per Akhir 2019

Finarya menargetkan LinkAja bisa digunakan di Malaysia, Taiwan, dan Hong Kong.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Petugas membantu konsumen melakukan transaksi pembayaran menggunakan layanan keuangan berbasis elektronik LinkAja di SPBU Kuningan, Jakarta, Senin (1/7).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas membantu konsumen melakukan transaksi pembayaran menggunakan layanan keuangan berbasis elektronik LinkAja di SPBU Kuningan, Jakarta, Senin (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) resmi meluncurkan dompet digital (e-wallet) LinkAja. Aplikasi ini menyediakan layanan pembayaran mulai transportasi, e-commerce hingga tarik tunai.

CEO Finarya Danu Wicaksana mengatakan perusahaan optimistis pengguna LinkAja hingga akhir tahun ini bisa mencapai 44 juta pengguna. Sedangkan saat ini, pengguna LinkAja telah mencapai 22 juta.

Baca Juga

"Rata-rata nilai transaksi lebih dari Rp 1 miliar per hari," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (3/7).

Meski baru seumur jagung, LinkAja berambisi jadi platform pembayaran nomor satu di Tanah Air. Danu menjelaskan perusahaan memiliki beberapa strategi untuk terus mengembangkan aplikasi besutan BUMN ini.

Pertama, LinkAja saat ini telah masuk ke segmen ritel, dapat digunakan untuk transaksi kebutuhan sehari-hari hingga transaksi di merchant-nya. “Segmen FnB (food and beverage) seperti itu sebenarnya porsinya sedikit sekali di kami, cuma sekitar 15 persen, yang besar justru dari payment point online bank (PPOB) untuk pembelian pulsa, data, token listrik, hingga bahan bakar,” jelasnya.

Tak seperti kompetitornya, kata Danu, perusahaan justru menargetkan agar transaksi LinkAja tak terkonsentrasi di kota besar, atau di area metropolitan saja. Melainkan hingga ke pelosok desa sehingga turut meningkatkan inklusi keuangan.

Strategi kedua, perusahaan yang akan menyasar segmen transportasi baik publik maupun pribadi. Platform LinkAja bisa digunaan untuk membayar tiker kereta api (commuter line), Light Rapid Transport (LRT) dan Mass Rapid Transport. Sehingga pengguna bisa mudah mengganti mode transportasi publik tanpa mengubah alat pembayarannya.

“Sedangkan untuk transportasi pribadi, kami  bekerja sama dengan Jasa Marga untuk transaksi di tol. Kami nanti akan memproduksi stiker QR Code yang bisa ditempel di mobil pengguna, nanti di gerbang tol, Jasa Marga akan memasan mesin untuk memindai stiker tersebut. Sehingga pengguna tak perlu berhenti di grbang tol untuk melakukan pembayaran, bisa langsung melaju, tapi pastikan saldonya cukup,” jelasnya.

Kemudian strategi ketiga, LinkAja juga akan masuk ke bisnis remitansi. Hal ini dilakukan lantaran jumlah pekerja migran Indonesia berjumlah banyak belum dapat terlayani secara optimum oleh jasa pengiriman uang.

"Nanti juga akan bisa digunakan bertransaksi di luar negeri. Sementara transaksi baru bisa dilakukan di Singapura, targetnya kelak transaksi juga bisa dilakukan di Malaysia, Taiwan dan Hong Kong," ucapnya.

“Untuk di Singapura kami sudah bekerjasama dengan SIngtel yang punya banyak merchant di sana. Jadi pengguna LinkAja bisa bertransaksi di SIngapura tinggal snap QR Code berlogo VIA yang merupakan platform cross border payment,” jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement