REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Klub penggemar Michael Jackson di Prancis menuntut dua narasumber dalam film dokumenter HBO Leaving Neverland. Dalam tayangan, keduanya mengaku semasa kecil mereka menjadi korban pelecehan seksual Jackson.
Siaran dokumenter berdurasi empat jam itu menampilkan kesaksian James Safechuck (41) dan Wade Robson (36). Masing-masing secara terpisah bercerita tentang pencabulan yang dilakukan Jackson di Neverland Ranch, Kalifornia, Amerika Serikat.
Tayangan yang terbagi dalam dua bagian itu dirilis pada Maret 2019 dan menjadi sangat populer hingga memecahkan rekor streaming. Konten tayangan itu kemudian mendorong komunitas MJ Street dan kelompok On The Line mengajukan tuntutan yang segera diproses.
Pengacara kelompok penggemar, Emmanuel Ludot, menyebut tuduhan para narasumber sangat serius dan tak terbukti. Penggemar menyamakan kesaksian mereka dengan "hukuman mati tanpa pengadilan yang sebenarnya" terhadap Jackson.
Dalam hukum Prancis, tayangan yang "mengolok-olok" gambar orang yang sudah meninggal dunia adalah pelanggaran pidana. Berbeda dengan Inggris atau Amerika di mana hukum pencemaran nama baik tidak menawarkan perlindungan serupa.
Klub penggemar menuntut ganti rugi simbolik pada kedua narasumber masing-masing sebesar satu euro (Rp 16 ribu). Sebelum ini, Ludot juga berhasil menggugat dokter pribadi Jackson, Conrad Murray, atas pemberian resep obat kepada mendiang raja pop.
Sejumlah stasiun radio di seluruh dunia telah berhenti memainkan musik Jackson setelah film dokumenter HBO itu ditayangkan. Begitu pula pencipta serial animasi The Simpsons yang mengarsipkan salah satu episode klasik yang memuat suara Jackson.
Jackson meninggal dunia pada 2009 dalam usia 50 tahun di kediamannya di Los Angeles, AS. Sang musisi mengalami overdosis obat anestesi propofol saat berada di bawah perawatan Murray, dikutip dari laman te.ie.