Rabu 03 Jul 2019 16:28 WIB

Konsepsi Islam Moderat Kiai Said Diungkap di Hari Jadinya

Islam moderat menjadi faktor penting menyatukan bangsa.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj bersama Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini dan Ketua PBNU Robikin Emhas (dari kiri ke kanan).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj bersama Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini dan Ketua PBNU Robikin Emhas (dari kiri ke kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bidang Hukum, HAM dan Perundang-Undangan Robikin Emhas menyampaikan ucapan selamat ulang tahun ke-66 kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Selain itu, Robikin juga mengungkapkan kebiasaan yang sering diutarakan Kiai Said Aqil.  

"Selamat ulang tahun, Kiai Said Aqil Siroj. Mugi tansa pinaringan sehat, umur panjang lan sedoyo ingkang terkait Kiai diberkahi. (Semoga sehat, panjang umur dan semua yang berkaitan dengan Kiai diberkati)," tutur Robikin, Rabu (3/7).  

Baca Juga

Kiai Said, kata Robikin, terus menyatakan bahwa Islam itu moderat dan toleran. Dengan demikian, ketika dipraktikkan dan diamalkan dalam kehidupan keseharian oleh Muslim maka akan menjadi rahmat bagi semesta alam.  

Menurutnya, Kiai Said selalu mengungkapkan, untuk menjadi Islam yang moderat haruslah cerdas dan berilmu. Sebab, mustahil bisa toleran jika tidak berbudi luhur dan berakhlak mulia. 

"Itulah antara lain yang sering disampaikan oleh lelaki yang pada dirinya mengalir darah Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang hari ini genap berusia 66 tahun, Prof KH Said Aqil Siroj," ucapnya. 

Diketahui, KH Said Aqil Siradj masih memiliki silsilah dengan Nabi Muhammad SAW. Berikut silsilahnya yang berbunyi, KH Said Agil Siradj bin KH Agil bin KH Siradj bin KH Said (gedongan) bin KH Murtasim bin KH Nuruddin bin KH Ali bin Tubagus Ibrahim bin Abul Mufakhir (Majalengka) bin Sultan Maulana Mansur (Cikaduen) bin Sultan Maulana Yusuf (Banten) bin Sultan Maulana Hasanuddin bin Maulana Syarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati) bin Abdullah bin Ali Nurul Alam Syeh Jumadil Kubro bin Jamaludin Akbar Khan bin Ahmad Jalaludin Khan bin Abdullah Khan bin Abdul Malik al-Muhajir (Nasrabad India) bin Alawi Ammil Faqih (Hadrulmaut) bin Muhammad Shohib Mirbat Ali Kholi' Qosam bin Alawi atsani bin Muhammad Shohibus Saumi'ah bin Alawi Awwal bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa ar-Rumi bin Muhammad an Naqib bin Ali 'Uraidhi bin Ja'far as Shodiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zaenal Abidin bin Husein as-Sibth bin Ali bin Abi Thalib wa Fathimah Az-Zahra Ra, Sayyidina wa Maulana Rasulullah Muhammad

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement