REPUBLIKA.CO.ID, BELU -- Keluarga korban jatuhnya Helikopter MI 17 milik TNI AD yang hilang di Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua berharap semua penumpang yang hilang bisa segera ditemukan. Salah satu penumpang Helikopter MI 17 adalah Pratu Yanuarius Loe (26) asal Seo, Kecamatan Tasi Feto Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
"Kami berharap operasi pencarian terhadap penumpang Helikopter MI 17 terus dilakukan hingga para penumpang bisa ditemukan baik dalam kondisi selamat maupun meninggal," kata Fransiskus Loe, ayah dari Pratu Yanuarius Loe ketika dihubungi pada Rabu (3/7).
Pratu Yanuarius Loe merupakan anak kedua dari 10 bersaudara. Ia masuk menjadi anggota TNI AD dan bergabung dalam Satgas 745/WRG untuk bertugas di kawasan perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini pada Oktober 2018.
"Harapan kami sekeluarga bisa menemukan semua penumpang yang masih hilang. Kami minta berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk mencari para penumpang hingga mereka ditemukan dalam kondisi apapun," tegas Fransiskus.
Pihaknya siap menerima apapun kondisi Yanuarius Loe apabila ditemukan dalam musibah jatuhnya Helikopter MI 17 milik TNI AD itu. "Kami tetap berharap mereka ditemukan dalam kondisi selamat. Namun apabila ditemukan dalam kondisi meninggal juga kami siap menerima hal itu," ujar Fransiskus Loe.
Keluarga berharap operasi pencarian terhadap para penumpang yang masih hilang itu tidak hanya melalui operasi SAR. Akan tetapi juga lewat ritual adat sehingga upaya pencarian para korban segera ditemukan.
"Kami berharap ada upacara ritual dilakukan Raja Oksminin di Papua karena kawasan hutan di sana sangat lebat dan medan berat. Kami yakin apabila sudah ada ritual adat para korban bisa ditemukan," katanya.
Fransiskus juga berharap agar pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur membantu memfasilitasi keluarganya ke Papua untuk membantu pencarian. Ini karena sebagian anggota keluarga para penumpang Helikopter MI 17 TNI AD sudah berada di Papua.