REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis kejiwaan Lahargo Kembaren mengatakan penanganan gangguan kejiwaan SM selaku tersangka penodaan agama harus dibantu dengan terapi medis agar bisa pulih. Ia merupakan dokter yang menangani perempuan pembawa anjing ke dalam Masjid Al-Munawaroh Sentul Bogor, Jawa Barat.
"(Tersangka SM) Harus dibantu terapi karena yang bersangkutan mengalami penderitaan akibat berbagai gejala yang dialaminya," ujar Lahargo di Rumah Sakit Bhayangkara Kramatjati Jakarta Timur, Rabu.
Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi di Bogor Jawa Barat itu mengatakan siap apabila mendapat tugas melakukan terapi terhadap tersangka.
"Target terapinya adalah pemulihan, namun waktu yang dibutuhkan untuk proses pemulihan itu berbeda-beda untuk setiap orang," ujar salah satu dokter yang menangani rawat jalan SM itu sejak 2013.
Lahargo mengatakan, penanganan kejiwaan terhadap perempuan berusia 52 tahun itu sudah melalui beberapa rumah sakit sebelum kejadian kasus penodaan agama ini.
"Kurang lebih dua-tiga minggu yang lalu, yang bersangkutan konsultasi untuk masalah kejiwaannya di Rumah Sakit Siloam Bogor. Jadi ada beberapa dokter yang lain juga," ujarnya.
Konsultan Psikiatri Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Kramatjati, dr Henny Riana mengatakan sudah mencantumkan tingkat keparahan skizofrenia tersangka ke dalam naskah visum et repertum psikiatrikum (visum kejiwaan) yang langsung diserahkan ke penyidik.
"Biasanya penanganannya akan diawasi rumah sakit jiwa setempat. Bisa rawat inap atau rawat jalan, tergantung gangguannya," kata Henny.
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polri Tingkat I, Brigjen Musyafak mengatakan, SM diketahui mengidap skizofrenia tipe paranoid. Informasi tersebut diperoleh dari keterangan dokter yang pernah merawat SM.
"Saudari SM ini dulu dirawat jalan karena menolak untuk menjalani rawat inap, rawat jalan pun terkadang kontrol, terkadang tidak. Diberi obat pun kadang juga tidak diminum," ungkap Musyafak kepada wartawan di Jakarta, Senin (1/7).
Kasus yang melibatkan SM tersebar luas melalui video yang beredar di media sosial. SM tampak memasuki masjid tanpa melepas alas kaki sambil membawa anjing hitam. Nada suaranya terdengar emosional seraya berteriak-berteriak kepada orang di dalam masjid.
Dalam video itu, perempuan tersebut berdebat dengan penjaga masjid yang memintanya agar menaruh anjing di luar masjid. Alih-alih mengikuti permintaan penjaga masjid, ia justru menurunkan anjing yang digendongnya ke lantai.
Seketika itu juga, anjing berkeliaran keliling masjid. Sementara itu, SM dan penjaga masjid terlibat perkelahian kecil. Belakangan diketahui kalau perempuan non-Muslim sedang mencari suaminya yang ia duga akan menikah di masjid tersebut.