REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan Seminar Nasional Kebangsaan dengan topik 'Kebudayaan Indonesia dalam Dimensi Kekinian dan Perspektif Masa Depan'. Di dalam kegiatan tersebut, diharapkan dapat dibahas mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan ke depan dalam penguatan kebudayaan.
Di dalam kesempatan tersebut, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Agus Widjojo mengatakan Indonesia tidak boleh defensif terhadap kebudayaan dari luar. Semakin defensif Indonesia terhadap kebudayaan lain maka kebudayaan Indonesia akan semakin lemah.
"Saatnya untuk mengubah, berubah dari defensif terutup, paranoid, menjadi kompetitif, terbuka dan kritis. Karena kalau kita defensif, kita lemah, akhirnya kita kalah," kata Agus, dalam seminar tersebut, Rabu (3/7).
Putri Wakil Presiden Pertama Indonesia yang juga aktif dalam bidang kebudayaan, Meutia Hatta mengatakan saat ini pembangunan nasional menghadapi tantangan besar. Oleh karena itu, ia menegaskan sangat penting bagi Indonesia untuk mempunyai jati diri sendiri.
"Saya melihat kemajuan pembangunan nasional menghadapi tantangan besar yang harus kita atasi. Kita harus membangun karakter bangsa dengan mengangkat budaya kita sendiri," kata Meutia.
Sementara itu, Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo mengatakan pentingnya toleransi ditekankan di Indonesia. Ia mengatakan, teknologi dan globalisasi mempengaruhi gerakan-gerakan yang memperpanas suasana masyarakat.
Bambang mengatakan, isu-isu ideologis terus dibenturkan sehingga masyarakat mudah diadu domba. "Melihat kondisi ini, sudah jelas kita tidak punya pilihan lain selain memperkuat benteng kita yaitu demokrasi Pancasila," kata dia.