Kamis 04 Jul 2019 05:50 WIB

Boeing Janjikan 100 Juta Dolar AS untuk Korban 737 Max

Boeing melakukan pembayaran bantuan secara multi-tahun.

Sejumlah orang mengangkat peti jenazah pramugari pesawat Lion Air JT 610 Alfiani Hidayatul Solikah sebelum dimakamkan di rumah duka Desa Mojorejo, Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (14/11/2018).
Foto: Antara/Siswowidodo
Sejumlah orang mengangkat peti jenazah pramugari pesawat Lion Air JT 610 Alfiani Hidayatul Solikah sebelum dimakamkan di rumah duka Desa Mojorejo, Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (14/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, SEATTLE -- Boeing Co menjanjikan 100 juta dolar AS untuk membantu keluarga korban kecelakaan pesawat jet 737 Max di Indonesia dan Ethiopia, Rabu (3/7). Juru bicara Boeing menyatakan pembayaran bantuan secara multi-tahun itu tidak tergantung pada tuntutan hukum yang diajukan oleh keluarga dari 346 korban tewas dalam dua kecelakaan yang terjadi Oktober 2018 dan Maret tahun ini.

Dana tersebut tidak akan langsung diberikan kepada keluarga, namun akan diberikan kepada pemerintah setempat dan organisasi nirlaba. Pemerintah dan organisasi tersebut membantu keluarga korban di bidang pendidikan dan biaya hidup guna meningkatkan perekonomian keluarga korban.

Baca Juga

Boeing juga mengatakan akan mengumpulkan sumbangan dari karyawan perusahaan itu hingga Desember 2019. "Keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang ada di pesawat memiliki simpati terdalam kami dan kami berharap bantuan awal ini dapat membantu memberi mereka kenyamanan," kata CEO Boeing Dennis Muilenburg.

photo
Kerabat korban jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 Max 8 berduka di lokasi jatuhnya pesawat di Bishoftu, Addis Ababa, Ethiopia.

Berbagai tuntutan hukum telah diajukan terhadap Boeing oleh keluarga korban Lion Air di Indonesia dan Ethiopian Airlines. Perusahaan industri pesawat terbang AS itu sedang dalam pembicaraan penyelesaian atas litigasi Lion Air dan secara terpisah menawarkan bernegosiasi dengan keluarga korban Ethiopian Airlines.

Janji bantuan tunai datang pada Rabu waktu setempat, ketika Boeing menghadapi penyelidikan oleh regulator global dan anggota parlemen AS atas pengembangan Boeing 737 Max. Perusahaan itu telah dikritik karena terlihat lamban merespons kecelakaan itu. Muilenburg dan eksekutif lainnya di Boeing mengatakan keselamatan adalah prioritas Boeing dan telah bersumpah belajar dari kecelakaan itu.

Pesawat Boeing 737 Max telah dilarang terbang di seluruh dunia pada Maret 2019 setelah dua kecelakaan tragis tersebut. Boeing sedang mengerjakan perbaikan perangkat lunak yang telah diidentifikasi terkait dua kecelakaan maut itu, yang hasil perbaikannya harus disetujui oleh regulator udara AS sebelum 737 Max kembali mengudara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement