Kamis 04 Jul 2019 12:03 WIB

Lanjutan Pembicaraan Dagang AS-Cina Digelar Pekan Depan

Negosiasi perdagangan antara AS dan Cina terhenti pada Mei lalu.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolanda
Donald Trump (kanan) bersama Xi Jinping (kiri)
Foto: VOA
Donald Trump (kanan) bersama Xi Jinping (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perwakilan dari Amerika Serikat (AS) dan China akan melanjutkan pembicaraan perdagangan pada pekan depan. Mereka akan kembali bernegosiasi untuk menyelesaikan sengketa perang dagang yang telah terjadi selama setahun terakhir. 

"Pembicaraan itu akan berlanjut dengan tekad sungguh-sungguh," ujar Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow kepada wartawan, Kamis (4/7). 

Baca Juga

Seorang pejabat dari Kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan, kedua belah pihak sedang melakukan pembicaraan mengenai jadwal pertemuan melalui sambungan telepon. Negosiator utama dari pihak AS yakni Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin. Sementara, negosiator dari pihak China adalah Wakil Perdana Menteri Liu He.

"Saya tidak tahu kapan tepatnya. Mereka (sudah berbicara) di telepon. Mereka akan berbicara di telepon minggu ini dan mereka akan menjadwalkan pertemuan tatap muka, dalam waktu dekat," kata Kudlow. 

Negosiasi perdagangan antara AS dan China terhenti pada Mei lalu, setelah pejabat AS menuduh China menarik kembali komitmen yang telah dibuat sebelumnya dalam teks perjanjian. Washington menuding Beijing melakukan pencurian kekayaan intelektual, dan memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk membagikan teknologi mereka dengan mitra bisnis China.

Kedua negara saling mengenakan tarif impor terhadap masing-masing produk. Dalam pertemuan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20, Presiden AS Donald Trump membuat dua konsesi utama dengan Presiden Xi Jinping, dan sepakat untuk melanjutkan pembicaraan mengenai perdagangan. Adapun konsesi tersebut yakni, Trump sepakat untuk tidak mengenakan tarif tambahan sekitar 300 miliar dolar AS pada produk impor dari China. Selain itu, Trump akan melonggarkan pembatasan pada perusahaan teknologi China, Huawei. 

“Kami akomodatif. Kami tidak akan menaikkan tarif selama pembicaraan. Kami berharap bahwa China akan menyelesaikannya dengan membeli banyak impor Amerika," ujar Kudlow. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement