REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono menceritakan pengalamannya memimpin institusinya selama proses Pemilu 2019. Selama masa pemilu itu, Kodam Siliwangi sangat menjaga sikap untuk mewujudkan netralitas TNI.
Menurut Tri, selama pemilu berlangsung, dia dan jajarannya sengaja mengurangi pertemuan dengan masyarakat untuk menghindari salah persepsi. TNI, kata dia, menjaga sikap selama Pemilu karena memang harus netral.
"Saya sengaja menghindari kegiatan berfoto-foto dengan masyarakat selama Pemilu. Saya khawatir kalau difoto dengan orang- orang yang berbeda pilihan nanti diupload di medsos dan narasinya seolah-olah kita mendukung satu kelompok. Foto aja saya ngak berani takut digoreng di medsos," kata Tri dalam acara Coffe Morning dengan Insan Media BBWS dan Penggiat Lingkungan di Makodam III Siliwangi, Kamis (4/7).
Bahkan, lanjut Tri, para Komandan Sektor program Citarum Harum pun dia perintankan agar tak berfoto-foto saat menjalankan tugasnya mengurus sungai tersebut. Setelah pilpres selesai, kata dia, ia dan jajarannya bisa kembali bebas berfoto dengan masyarakat dalam berbagai kegiatan.
"Dulu saat pilpres kami sengaja tak melakukan kegiatan kumpul-kumpul dengan masyarakat karena takut digoreng. Padahal TNI itu netral," kata dia menegaskan.
Tri Soewandono mengajak seluruh elemen masyarakat Jabar bersatu kembali untuk membangun wilayahnya. Ia mengatakan setelah ada keputusan Mahkamah Konstitusi terlait pilpres maka tidak ada lagi kelompok-kelompok pendukung.
"Mari kita bersatu lagi untuk membangun memajukan Jabar. Ayo kita bangun, pilpres sudah selesai tidak ada kelompok-kelompok lagi," kata Pangdam
Setelah ada keputusan MK, kata Pangdam, ia bersama Muspida Jabar melakukan silatutahmi ke masyarakat. Salah satunya ke wilayah Tasikmalaya. Di wilayah tersebut, kata dia, dirinya bertemu dengan tokoh agama dan masyarakat yang sebelumnya terpecah saat pilpres. Dalam peretemuan tersebut, imbuh dia, para ulama dan kyai sepakat bahwa masyatakat harus bersatu untuk membangun Jabar.
"Masyarakat Jabar setuju, kiai dan ulama juga sama sepakat kita harus bersatu untuk membangun Jabar," ujar dia.