REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan program restrukturisasi yang tengah dilakukan merupakan upaya untuk menyelamatkan kondisi keuangan perusahaan. Upaya penyelamatan perusahaan perlu dilakukan segera dengan melibatkan anak perusahaan melalui program restrukturisasi secara menyeluruh yang meliputi restrukturisasi utang, organisasi sumber daya manusia (SDM), serta bisnis.
"Saya mengajak seluruh anak usaha KS bersama-sama menyelamatkan bisnis baja KS karena untuk menyelesaikan permasalahan tersebut perlu mengedepankan semangat gotong-royong dan kebersamaan semua pihak," ujar Silmy dalam keterangan resmi yang diterima Antara, Kamis (4/7).
Sejumlah langkah restrukturisasi dilakukan oleh KS, seperti penjualan aset-aset non core, perampingan organisasi, mencari mitra bisnis strategis dan spin-off. Selain itu, perseroan juga melakukan pelepasan unit kerja yang semula bersifat cost center yang hanya melayani induk perusahaan (KS) menjadi bagian dari pengembangan bisnis anak perusahaan sehingga bersifat profit center. Program ini disebut juga cost to profit center.
Ia menyadari terkait program restrukturisasi dan transformasi perusahaan ini tidak akan bisa menyenangkan semua pihak. Akan tetapi, manajemen menjamin program ini dilakukan sesuai dengan aturan perundangan.
Dia pun berharap program restrukturisasi ini semakin membuat Krakatau Steel lebih lincah dalam pengembangan bisnis dan pasarnya di masa mendatang. Apalagi Krakatau Steel menjadi produsen baja nasional yang memiliki aspek strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, sebagai tulang punggung industri dan pembangunan infrastruktur yang sedang digalakkan di Indonesia.